Chapter 6: Kenapa(2)

59 14 2
                                    

            ***
  Taxi tiba di depan rumah, aku pun turun dan segera masuk ke dalam rumah. Aku mengucapkan salam namun tidak ada yang menjawab, aku pun langsung menuju kamar. Saat ku lihat kamar di ujung lorong, hatiku memantapkan langkahku untuk kesana. Menarik napas panjang saat berada di depan pintu, lalu aku membuka pintu tsb dan masuk. Indri mendengar ada yang datang ia langsung segera bangkit dan menggamit tongkatnya.

"Widy itu kamu?" ujarnya dengan raut wajah senang
"gimana sekolah kamu hari ini?"

"ehm..." Indri mengerutkan keningnya setelah mendengar suaraku sedikit, mungkin dia ngerasa asing

"siapa itu..siapa kamu!" bentaknya

"ehm..Indri ini gue Cindy"

"pergi, pergi dari kamarku, pergi kamu" ia sangat marah dan mengayun-ngayunkan tongkatnya kedepan hampir mengenaiku

"wow...santai-santai, woles aja ndri, gue gak ngapa-ngapain lo kok, gue bukan orang jahat, gue cuma mau kenal aja sama lo"

"pergi gak, aku bilang pergi, pergi...bik, bibik...bibik..." jerit Indri

"Indri gue mohon lo tenang, gue gapapa kok, gue gak ada niat jahat sama lo ndri, tolong lo tenang ya" aku berusaha menenangkannya namun kepalaku malah kepentok tongkatnya Indri

"aw..aduh Indri sakit banget"

"makanya lo pergi dari kamar gue, pergi...pergi dari kamar gue"

"Indri gue cuma mau kenal sama lo, Indri kita ini sekarang saudara, lo tenang dong kita bisa bicara baik-baik"

"gue minta lo keluar sekarang juga!"

"Indri lo kenapa?" temannya Widy tiba-tiba masuk

"lo siapa?" tanya Widy

"Wid, Widy ini kamu kan Indri meraba-raba wajahnya

"iya-iya ini gue ndri"

"Wid tolong usir orang ini dari kamar aku Wid, tolong usir dia"

"emang dia siapa?"

"aku gak tau Wid cepat usir dia Wid"

"lo siapa?"

"gue Cindy, gue saudara tirinya Indri"

"ha? indri lo punya saudara tiri kok gue gak tau, kapan nyokap lo nikah sama bokap dia"

"pergi dari kamar aku, aku aku gak mau ada kamu disini"

"ehm...lo denger kan, maaf ya sebaiknya lo segera keluar deh"

"iya gue akan keluar" tanpa basa-basi aku langsung keluar dari kamar Indri

"Indri lo tenang ya, ayo duduk dulu" Widy membantunya duduk

"Wid kamu liat kan gimana aku mau tenang coba tinggal disini, aku udah gak kuat lagi Wid, aku rasa hidupku ini udah bener-bener gelap gak ada artinya, hidup aku itu suram Wid"

"uusst..Indri lo jangan ngomong kayak gitu dong"

"ya kamu liat kan Wid, mama itu gak pernah perduli sama aku, dia gak pernah ngertiin aku, dia seenaknya aja gantiin papa aku sama orang lain, terus ngebiarin mereka tinggal disini, aku gak bisa tinggal serumah bareng mereka aku gak bisa Wid, aku benci hidup aku, aku benci sama mama, aku benci sama mereka" Widy memeluk untuk menenangkan Indri

"sabar ndri, lo harus sabar...." Indri menangis di pelukan Widy sahabatnya.

"kenapa ya dengan sikap Indri?" ujarku lalu pergi meninggalkan kamar tsb.

             ***
Papa masuk ke kamarku saat aku sedang belajar, itu tepat di malam minggu

"sayang..kamu siap-siap ya kita mau pergi makan diluar malam ini"

"makan diluar? Bareng mama Maura?"

"yaiyalhaa"

"ehm..Indri ikut pa?"

"udah kamu siap-siap ya" papa pergi meninggalkan kamarku.

Setelah selesai ganti baju, aku pun bergegas menuju teras rumah. Aku tidak melihat Indri, aku pun bertanya kepada orang tuaku

"lho ma-pa Indri mana?"

"ehm..Cindy kita pergi bertiga aja, soalnya Indri udah tidur sayang"

"tapi kan bisa dibangunin ma"

"sayang kasian Indri udah tidur pulas" sahut papa

"iya Cindy, udah kapan-kapan aja kita pergi berempat ya" rangkul mama Maura, aku pun dengan kesalnya langsung melepaskan rangkulan mama

"kenapa sih ma-pa, ada apa dengan keluarga kita ini, dari kemarin mama gak pernah ngenalin aku sama Indri padahal udah seminggu aku tinggal dirumah ini, kalian juga, kayak ada sesuatu yang kalian sembunyiin dari aku"

"sayang-sayang gak ada apa-apa, Indrinya udah tidur dan dia itu kalok udah tidur susah dibangunin, beneran deh mama juga ingin ngenalin kamu sama dia tapi kan kamu liat sendiri mama sibuk terus di toko roti kita sayang dan mama jadi lupa tapi mama janji besok kita akan kumpul dan ngobrol sama-sama ya, hari ini kita pergi bertiga aja dulu"

"iya sayang, ayo" rangkul papa. Dengan kesal aku langsung masuk kerumah, aku menuju kamar dan mengunci kamarku lalu pergi tidur.

            ***

Maaf ya kalok ceritanya agak labil, jangan heran kalok Indri nya ngomong kadang pake aku-kamu kadang pake gue-elo mungkin sesuai mood penulisnya y😅😅

Ig: sindihasanah20

Mata HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang