Chapter 23:Widya Galau

36 10 0
                                    

            ***
  Pagi hari seperti biasa Aldi sudah standby di depan rumahnya menungguku, tak lama aku pun datang dengan suara bajaj yang sangat khas itu yang membuat Aldi terpelongo

"ayo naik" ajakku dari dalam bajaj, Aldi masih bengong

"eh!kayak ayam sakit lo, ayo entar telat"

"lo gak salah nih, kita naik ini?" tanya Aldi

"yaiyalah, emang kenapa?ohh gue tau lo belum pernah kan naik bajaj"

"gue gak mau naik ini cepetan cari taxi" perintahnya seperti bos

"eh duit gue tuh lama-lama abis tau gak tiap pagi jemputin lo pake taxi, kalok lo mau bayar gak masalah"

"yaudah gue yang bayar, cepetan cari!"

"ihh lo aja sana, gue mah mending naik ini lagian abangnya nih udah dibayar sama nyokap gue, kalok lo gak mau yaudah ayo bang kita berangkat"

"eeh,,,iya-iya, iya gue naik" Aldi pun masuk ke dalam bajaj

Bajaj yang kami tumpangi pun melaju sangat kencang melebihi Valentino Rossi membuat aku dan Aldi kalang kabut didalamnya, terlebih lagi Aldi yang sama sekali gak pernah naik bajaj, tampak raut wajah shock menyelimutinya. Beberapa menit saja kami sudah tiba di depan SMU Harapan

"udah sampai non" ujar bang bajaj, Aldi sedikit linglung, aku pun juga sedikit pusing

"makasih ya bang" ujarku, lalu bajaj tersebut melaju lagi dengan kencangnya

"tuh bajaj mantan pembalap kali ya" ujar Aldi yang masih setengah sadar

"seru kan naik bajaj, besok lo gue jemput naik bajaj lagi ya"

"eeh,,enggak-enggak, lo mau bunuh gue" Aldi yang sewot langsung jalan duluan

            ***
    Aku masuk ke kelas dan menjumpai Widya yang tengah duduk dengan wajah murung menyokongkan wajahnya menggunakan tangan kanan sambil melihat kearah handphonenya yang tergeletak di meja, ia hanya memutar-mutar hp nya

"hei Wid" aku mencolek tangannya saat duduk disebelahnya

"lo kenapa?" tanyaku, ia tak merespon

"Wid..lo kenapa sih" aku melepaskan tangannya dari wajahnya

"udah beberapa hari ini Aldi gak pernah lagi hubungi gue" Widya tampak lesu dengan suara parau

"dia juga selalu menghindar dari gue, gue ajak jalan atau nonton dia gak pernah mau sekarang" tambahnya lagi

"ehm..yaudah nanti gue coba ngomong sama dia, ada apa dengan dia, udah jangan sedih dong nanti cantiknya hilang, ohiyaa lo gak jualan lagi?" Widya hanya menggeleng

"kenapa? Apa gak ada barang bagus?"

"lagi gak mood aja" jawabnya datar tak bersemangat

"Wid, gue gak mau ya karena Aldi lo jadi gak semangat ngejalani hari-hari lo, Aldi tuh gak boleh jadi pengaruh di hidup lo, ayo dong semangat" aku mengangkat satu tangannya keatas

"semangat" aku menggoyang-goyangkan tangannya membuatnya tersenyum

Tret...tret...tret...

Waktunya istirahat, aku dan Widya berjalan menuju kantin, sebelumnya kami melewati lapangan basket seperti biasa, sambil mengobrol kami berjalan meskipun Widya masih terlihat murung, lalu suara teriakan memekik dari belakang

"awas!!!" saat kami menoleh

Bruk...

Bola mengenai kepala Widya seketika itu pula tubuhnya langsung limbung pingsan

Mata HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang