Special Part

24 8 0
                                    

           ***
   Malam harinya aku tengah santai tiduran diatas tempat tidur memainkan handphone, tempat tidur terasa tak nyaman karena Widya bolak balik diatas tempat tidur terlihat gelisah

"aduh..." terdengar suara lesuh Widya tak lama disusul suara cacing lapar dari perutnya membuatku tertawa kekeh

"ahahaaa..Wid itu suara apa? Cicak minta makan atau kodok lagi demo" ujarku tertawa

"gue laper banget Cin" ia menenggelamkan wajahnya dengan selimut

Wajar saja kami berdua emang belum makan sejak tadi siang karena tidak ingin mengganggu Indri ataupun ketauan olehnya karena sejak tadi pagi Indri terus aktif berada disekitar rumah bersama dengan Iqbal yang membuat kami harus mengalah tanpa mengusik hari-harinya

"lo gak lapar?" tanyanya dibalik selimut

"ehm..enggak sih tapi kalok lo emang laper banget mending lo kedapur aja deh,ini kan udah malam Indri gak bakal keluar kamar dia pasti udah tidur" jelasku

"ohiyaya" Widya langsung memunculkam wajahnya dan bersemangat bangkit keluar kamar menuju dapur

Widya berjalan menuju dapur dengan terburu-buru tanpa perduli suasana sekitar, keadaan yang gelap karena lampu dapur sudah dimatikan

Ia langsung mengacak-acak isi kulkas untuk mencari makanan, ia mengambil apa saja yang hendak ia makan, kedua tangannya telah penuh menampung makanan dan botol jus

Dengan santai dan hati riang ia masih terus mengambil makanan yang ada didalam kulkas dan tanpa disengaja nasib malang menimpanya, ia malah ketauan oleh Widy si cewek pemberontak itu

Widy pun begitu sangat marah, saat lampu dinyalakan Widya juga sangat kaget melihat Widy ada disana

"ha!" ujar Widya pelan dan sangat terkejut, semua makanan yang ada ditangannya pada berjatuhan ke lantai

"ngapain lo disini huh!" bentak Widy sangat marah

"e..e..ehm.." Widya tak bisa berbuat apa-apa

"lo mau nyuri makanan ya, enak banget ya hidup lo, lo pikir beli ini semua gak pake uang, ini semua udah gue perincikan buat makanan gue, Indri bang Kiki sama Iqbal buat sebulan, enak aja lo main ambil-ambil malah dijatuhin lagi, sekarang lo bisa ganti itu semua" ujarnya dengan suara lantang

"denger ya Wid gue tau gue emang salah udah ngambil makanan ini tanpa ijin dari lo dan gue gak akan ngelakuin ini tanpa ada alasannya" bantah Widya sangat kesal

"dan itu bukan berarti bisa ngebuat lo ngebentak gue dan nuduh gue yang enggak-enggak, gue gak serendah itu buat nyuri makanan ini dan gue akan ganti ini semua" bentak Widya sangat marah

"ok kalok kayak gitu sekarang juga lo pergi ke supermarket beli bahan makanan yang baru, malam ini juga!" tegas Widy dengan menatap Widya tajam

"tapi ini udah malam, lo nyuruh gue keluar malam-malam gini, lo gila ya"

"kalok lo bukan maling ayo buktiin sama gue, lo bilang mau ganti ini semua, supermarketnya gak jauh kok hanya perlu naik ojek dari sini, gak jauh kan" Widy melempar senyuman sinis kearah Widya, Widya pun menatapnya dengan kesal

"ayo!" bentak Widy

"lo gak perlu teriak-teriak sama gue"

"ya kalok gitu ayo buktiin, cuma masalah makanan ini doang lo gak mau ganti berarti emang bener dong lo maling atau lo sengkokol ya sama temen lo itu, siapa namanya, si Cindy cewek tukang ngarep yang cintanya bertepuk sebelah tangan" aku yang sejak tadi mendengarkan percakapan mereka hanya bisa mengelus dada, lagi-lagi dihujat dengan kata-kata kasar dari mulut cewek pemberontak itu

Mata HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang