Chapter 48:Keadaan Pahit

24 6 1
                                    

            ***
    Jam istirahat aku segera keluar kelas untuk menemui Iqbal, kalok saja aku dan Widya masih berteman seperti yang dulu pasti dia adalah orang pertama yang merasakan kebahagian ini

"Cin.." ujar Aldi yang berada dibelakangku, aku menoleh kearahnya

"lo berhasil permainin perasaan gue, lo kirim pesan nyuruh gue buat datang cepat tapi ternyata ini yang gue dapat" ujarnya tersenyum sinis, aku mengernyitkan dahiku

"emang apa yang lo harapin huh! Lo berharap gue mau bilang I Love You gitu ke lo, yang cinta sama lo itu Widya dan lo harus belajar buka hati lo buat dia" ujarku sangat kesal

"makasih atas semuanya Cin, semoga Iqbal orang yang tepat buat lo bahagia" ujarnya dengan mata yang berkaca-kaca, saat ia ingin melangkah pergi aku menahannya

"tunggu Al" ia pun menghentikan langkahnya

"tolong lo jenguk Widya, 2 hari yang lalu ia mencoba untuk bunuh diri dan itu semua karena terobsesinya dia sama lo, jadi gue mohon  tolong lo jenguk dia, buat dia merasa kalok dirinya berharga dimata lo, gue mohon Al" ujarku memelas, dia hanya diam saja lalu pergi meninggalkan ku

"sekarang lo udah terbebas Cin dari Aldi" ujar Iqbal yang muncul tiba-tiba dibelakangku

"pasti setelah ini dia gak akan ganggu lo lagi, dia gak akan nuntut lo jadi pacaranya lagi" ujar Iqbal membuatku merasa aneh

"lo-gue? Aku gak ngerti deh Iqbal, kita pacaran kan?" ujarku

"ahahahaaa...Cin-Cin diseriusin amat sih, gue udah tau semuanya dari bg Kiki tentang masalah lo, Aldi dan Widya, jadi dengan cara ini lo bisa terbebas dari Aldi, gue bantu buat jadi pacar pura-pura lo" ujarnya langsung menusuk hatiku, aku merasa lemas dan bodoh sekali tidak menyadari semua ini

"seharusnya gue sadar sejak awal kalok ini semua cuma pura-pura tapi makasih deh Bal, dalam sekejap lo berhasil patahin gue dan yang tadi pagi itu, itu bener-bener gak lucu Bal" aku mencoba menahan air mataku

"Cin bukan gitu, gue gak maksud, gue cuma.."

"iya gue tau, yaudah ya makasih atas semuanya" aku pun pergi meninggalkannya

           ***
    Setelah kejadian itu aku lebih memilih untuk menyendiri, merenungkan apa aku hidup didunia ini hanya untuk disakiti?

Sore harinya aku sedang menunggu seseorang di sebuah cafe tongkrongan anak muda

"mana sih apa dia gak datang" gumamku sedikit kesal, hingga pelayan datang untuk yang kedua kalinya

"jadi mbak pesan makanannya" tanya sih pelayan

"ehm..gak jadi deh mbak, ini saya bayar aja minumnya" aku meletakkan uang seratus ribu diatas meja dan segera pergi

Aku berjalan terus tanpa memperdulikan sekitar, ini yang kedua kalinya Iqbal mengecewakanku

Setibanya dirumah aku dihadang oleh Widy dan Indri, Widy menatapku dengan tatapan sinis

"ada apa ini?" ujarku sedikit bingung

"gak usah pura-pura gak tau deh" jawab Widy ketus sambil mengeluarkan hp dari tasnya dan menunjukan ku sebuah video, aku pun terkejut melihatnya, bagaimana bisa video itu ada padanya

"ini elo kan!" bentaknya

"iya itu gue tapi gue bisa jelasin semuanya" Indri langsung memotong omonganku

"mau jelasin apalagi huh! Semuanya udah jelas ternyata bener ya kamu itu emang punya niat jahat, aku selama ini salah apa sama kamu" bentak Indri sambil menangis

Mata HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang