Chapter 18:Egois

34 8 0
                                    

***
Setibanya dirumah aku langsung mencari bik Idar tapi aku liat Indri tengah duduk manis di ruang tengah seperti menunggu seseorang atau emang dia lagi nunggu Iqbal

"ehm,,Indri lo,,,"

"jangan ngomong apapun sama aku" ujarnya mematahkan omonganku

"iyaa gue ngerti maaf" aku pun menuju dapur dan melihat bik Idar tengah sibuk memasak, aku melihat kesekeliling dimana hp nya berada ternyata ada di dekat penanak nasi

"ehm,, bik Idar lagi masak apa?"

"eh non Cindy udah pulang, ini bibik lagi masak sop ayam buat kita makan siang ini"

"wahh,, keliatannya enak tuh bik" aku perlahan mendekat ke meja dan berusaha melihat no hpnya Iqbal, mataku juga tak henti melihat gerak-gerik bik Idar, aku berhasil mencatatnya

"ehm,, bik aku kesana dulu ya, makasih" bik Idar merasa heran tapi tetap lanjut memasak

Aku langsung menghubungi Iqbal, tak juga ada jawaban no nya tersambung tapi tak juga di respon

"Iqbal angkat dong" karena tak juga diangkat, aku mencampakkan hp ku ketempat tidur lalu keluar kamar untuk makan, aku melihat mama sedang mengobrol dengan Indri diruang tengah

"sayang Iqbal belum jemput" namun Indri hanya diam saja

"kamu bisa telat sayang, kemarin gak masuk, hari ini mau gak masuk lagi"

"biar aku aja ma yang antar Indri kesekolah nya"

"gak usah" sambung Indri ketus

"tapi Indri kamu bisa telat nanti, kemarin udah absen masak ini mau absen lagi, biar diantar sama Cindy aja ya"

"gak usah sok baik didepan mama, aku tau kamu pasti cari muka iyakan, kalok pun aku mau pergi aku bisa minta jemput sama temen aku, bik,,,bibik,,bik Idar"

"iya-iya non sebentar" teriak bik Idar dari dapur

"bik telfonin Widy ya suruh dia datang sekarang" perintah Indri

"yaudah mama aja yang telfon Widy ya, udah bibik lanjut masak aja"

"aku mau bibik yang nelfon Widy!"

"tapi sayang,,,"

"bik, bibik denger kan apa yang aku minta"

"iya-iya non, iya ni bibik mau telfon non Widy ya" mama yang kesal langsung keluar menuju toko rotinya, aku pun masih berdiam disana

"hallo non Widy, bisa kesini sekarang non, iya non Indri minta ditemani kesekolah, iya non Indri udah siap-siap, iya ditunggu ya non, assalamualaikum" tak lama kemudian Widy pun tiba dirumah kami, lalu segera mengantar Indri kesekolahnya.

***
Aku membantu mama melayani pelanggan di Bakery Cindy Sweet, saat itu sedang hujan lebat, seorang ibu-ibu tidak terlalu tua mungkin sebaya dengan mama masuk ke toko kami, ia eudah setengah basah lalu duduk di bangku yang ia pilih, kemudian beliau memanggilku

"iya bu"

"saya mau segelas teh hangat ya"

"baik bu, tunggu sebentar ya" aku memesan minuman ke bagian barista, lalu setelah itu aku memberikannya pada ibu tsb

"nak saya kan pesen teh bukan kopi"

"astaga ya ampun ibu, maaf saya lupa, ini buat pelanggan yang disana" aku pun segera menggantinya

"ini bu silahkan"

"keliatannya kamu masih muda nak, kenapa kamu bekerja apa kamu tidak sekolah"

Mata HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang