Chapter 51:Berubah?

32 4 0
                                    

            ***
   Aku berjalan santai mengikuti langkah kakiku dan kini aku telah berada di depan pintu ruangan dokter yang selama ini menangani Iqbal

"permisi dok" ujarku dengan ramah dan sopan

"iya silahkan masuk" sambut dokter tersebut dengan hangat

"silahkan duduk" tambahnya lagi

"saya Cindy dok" aku pun berjabat tangannya dengannya

"dokter Fahri" ujarnya membalas uluran tanganku

"gini dok, saya mau menanyakan soal Iqbal" ujarku

"iya kenapa?" ujar dokter dengan sangat lembut

"Iqbal pasti sembuh kan dok, saya mohon dok tolong usahain untuk dapat donor jantung buat Iqbal, saya mohon...dokter harus bisa temuin donor itu secepatnya" ujarku memelas dan dokter Fahri hanya tersenyum getir

"kita berdoa saja semoga Allah melancarkan semuanya dan memberikan keajaiban buat Iqbal ya" ujar dokter Fahri

           ***
   Mobil sedan hitam berhenti didepan rumahku, aku pun segera melepas sabuk pengamannya

"makasih ya udah mau nganterin gue pulang" ujarku

"iya sama-sama, ohiya besok lo kerumah sakit lagi?" tanya Widy

"inshaAllah" jawabku sembari tersenyum

"yaudah kalok lo mau ke rumah sakit chat gue aja biar barengan"

"bener nih"

"yaiyalah kan kita mau ketempat yang sama, gue akan selalu ada untuk Indri dan jagain dia sampai kapan pun Cin" ujar Widy

"iya lo emang sahabat yang baik, semoga kita semua bisa lewati ini ya" ujarku sambil membuka pintu mobilnya

"yaudah gue duluan ya" aku pun segera turun

"daa..." ujarnya

            ***
  Minggu pagi sekitar pukul 09.30 Cindy dilarikan kerumah sakit karena mengalami kecelakaan, ia baru saja mengalami kecelakaan didepan rumahnya

Berbagai luka ditangan, kaki serta daeah yang keluar dari hidung dan kepalanya

Dokter dan para suster pun segera menanganinya, papa dan mamanya tak henti-hentinya menangis, lalu Widy segera menarik tanganku menjauh dari ruangan Cindy

"apa yang lo lakuin ke Cindy huh!" ujar Widy sangat kesal

"lo ngomong apa ke dia tadi!" bentaknya dan membuatku(Widya) terdiam

Tubuhku terasa gemetar, aku shock dengan semua ini

            ***
    Tepat di hari jumat, ini pertama kali aku masuk sekolah lagi. Aku berjalan santai masuk ke kelas, aku pikir Cindy sudah datang namun saat kulihat tempat duduknya tak kulihat keberadaannya

"eh Wid, lo udah sembuh?" tanya Rani temen sekelas kami yang duduk dibelakangku, aku hanya tersenyum kearahnya

"syukur deh lo udah sembuh, soalnya kan senin kita udah ujian"

"iya"

Lalu tak lama bel panjang pun berbunyi, aku menoleh ke bangku Cindy, kenapa dia belum juga datang? Gumamku dalam hati

Jam istirahat aku pun bergegas hendak keluar

"eh Wid, lo mau bareng kita gak ke kantin?" ajak Rani yang sedang bersama Dila disampingnya

"kan Cindy gak masuk, ya kalok lo mau gabung sama kita aja" sambung Dila, aku pun menerima tawaran mereka

Setelah memesan makanan dan minuman, kami pun memilih meja yang tak jauh dari pintu keluar

"ohya kenapa ya Cindy gak masuk udah 3 hari" ujar Dila membuka topik pembicaraan

"iyaya tuh anak selalu rajin lho kalok sekolah" sahut Rani

"apa dia sakit? Dia sakit Wid?" tanya Rani

"gue gak tau" jawabku tak bergairah

"emang sih belakangan ini ada yang aneh sama dia, dia kayak lagi mikirin sesuatu gitu, gue juga sering banget mergokin dia lagi melamun" ujar Dila

"iya tuh anak juga selalu murung" sambung Rani

"gue bukannya kepo ya Wid dan maaf kalok gue lancang, sebenarnya ada apa sih sama kalian berdua" tanya Dila takut-takut

"jadi lo berdua ngajak gue makan bareng ke kantin cuma mau ngepoin gue!" ujarku dengan emosi

"ehh denger ya, masalah yang ada dihidup gue itu urusan gue! Bukan urusan kalian!" tegasku dengan sangat kesal lalu pergi meninggalkan mereka

Aku berjalan tak tentu arah masih menahan rasa kesal atas omongan mereka tadi, aku mencoba mengingat semuanya yang udah aku lakuin ke Cindy, kata-kataku yang begitu kasar kepadanya hingga memutuskan persahabatan ini akibat keegoisanku. Tapi rasa kesal masih saja berada dihatiku dan ini membuatku dilema hingga secara tak sengaja aku menabrak seseorang yang tengah membawa tumpukan buku sehingga buku-buku tersebut jatuh

"astaga ya ampun sorry-sorry gue gak sengaja" aku segera membantunya memunguti buku tersebut

"gimana sih kalok jalan pake mata dong" ujarnya ketus, aku langsung menatapnya kesal

"he! Dimana-mana itu jalan pake kaki bukan pake mata, udah untung gue bantuin" aku pun meletakkan buku yang kupegang ke lantai lalu pergi meninggalkannya

"he! Lo bukannya minta maaf malah pergi gitu aja" ujarnya berdiri sambil menatap kearahku, aku pun menoleh kearahnya

"minta maaf? Lo gak denger? Belum ada 1 jam lho gue ngucapin maaf ke lo tadi tapi lo nya songong sih makanya gue tinggal" ujarku

            ***
    Sudah ada 45 menit aku berdiri disini sambil menahan panasnya sang mentari yang menyengat hingga ke ubun-ubun, lalu tak lama kemudian mobil sedan hitam berhenti tepat didepanku

"bg Kiki" ujarku

"hai Wid" sapanya sembari tersenyum

"yuk naik" ajaknya

"enggak usah deh bg, nunggu taxi aja" ujarku basa-basi

"mau sampek kapan nunggu disitu, mau sampek gosong kulitnya" ujarnya diiringi tawa

Setelah berpikir sejenak dan akhirnya aku pun naik, dia mengajakku ke sebuah restoran katanya ingin mengajakku makan siang sekalian ngobrol

Kami memilih meja no 9 lalu melihat-lihat menu dan memesannya, tak lama kemudian makanan yang kami pesan telah terhidang di meja

"makasih ya mas" ujar bg Kiki kepada pelayan restoran

"iya" kemudian sih pelayan restoran pergi meninggalkan kami

"gimana hari pertama masuk sekolah lagi?" tanya ng Kiki

"ya gitu lha, gak ada yang spesial biasa aja" jawabku datar

"kamu belum sembuh ya" ujar bg Kiki, aku pun langsung menatapnya

"udah sembuh kok" jawabku tak bergairah

"ada yang berubah waktu pertama aku ngeliat kamu, dulu itu Widya centil, bawel, narsis tapi sekarang semua itu hilang dari kamu jadi aku pikir kamu belum sembuh" ujarnya dan aku hanya tersenyum, bg Kiki terus menatapku dan membuatku sangat risih

           ***


Dhaa segini dulu ya up nya

Aku mau ngucapin Marhaban ya Ramadhan buat kalian pembaca setia Mata Hati

Semoga puasanya lancar sampai nantik lebaran ya😂😂

Jangan lupa juga kasih vote, comment and share cerita Mata Hati ya😊🙏🙏

Mata HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang