***
Setelah kejadian malam itu di pesta Iqbal dan obrolan kami dihalaman rumah, aku tidak lagi melihat Iqbal dan yang ku tau dari teman sekelasnya, Iqbal ijin lagi selama beberapa minggu kedepan ketempat neneknyaBahkan dia juga sulit dihubungi selama seminggu ini, aku tidak tau kenapa dia hobby banget ijin ke tempat neneknya, kadang kalah memang tingkah anak itu sulit ditebak
Aku berjalan tak tentu arah melewati setiap lorong disekolahku, sampai niatku ada untuk menghampiri sahabatku dipinggir lapangan yang tengah duduk santai sambil menonton Aldi main basket seorang diri
"hai Cin..." sapa Widya, aku hanya tersenyum dan duduk disebelahnya, Aldi berhasil memasukkan bola ke ring membuat Widya bersorak kegirangan
"yeah...Aldi hebat...ayo Aldi masukin lagi bolanya" seru Widya membuat cowok tengil itu semakin caper
"Wid ayo sini main basket bareng gue" ajaknya sambil mendribling bola
"ah malas ah, panas" ujar Widya manja
"eh cewek tangguh itu gak kenal capek dan jangan kalah sama cuaca dong, kalok mau jadi orang spesial buat Aldi jangan gampang ngeluh dan gak boleh manja" Aldi menadahkan tangannya kehadapan Widya
"ayo" dengan senang hati Widya menggenggam tangan Aldi
Dan mereka berlari menuju tengah lapangan dan beradu bermain basket, aku hanya menonton mereka dibangku yang kududuki sambil berfikir
"kalok diliat-liat Aldi sama Widya itu emang cocok banget dan mereka juga saling sayang tapi kenapa ya sampai sekarang Aldi belum nembak Widya, padahal dia juga sering jalan sama Widya, sebenarnya apa sih yang dicari Aldi, Widya kurang cantik apa coba, atau jangan-jangan...Aldi udah punya pacar makanya dia gantungin Widya terus" penuh tanya didalam hatiku
***
Pukul 2 siang aku tiba dirumah, aku berjalan menuju kamarku dan tampak bik Idar yang memasang wajag lesu sambil memegang nampan yang berisi makanan dan air putih yang masih utuh"lho bik makanannya mau dibawa kemana?" tanyaku
"ya mau dibawa kedapur lagi non" jawabnya sedikit kesal
"lah kenapa? Indri gak mau makan lagi"
"iya non...gak tau bibik pusing deh, non Indri selalu begitu"
"kenapa sih dia gak mau makan, masih kepikiran sama Iqbal"
"iyalah non apalagi"
Aku memberanikan diri berjalan menuju kamarnya yang terbuka sedikit pintunya, aku menengok sedikit kedalam ternyata hanya ada Indri seorang diri tengah berdiri didekat jendela dan pandangannya lurus kedepan
Aku melangkah sangat perlahan dan berhenti didekat tempat tidurnya, tiba-tiba seseorang membuka pintu kamar mandinya Indri, aku dan seseorang tersebut pun sama-sama terkejut
"elo? Ngapain lo disini?" selidik Widy yang sangat tak suka aku berada dikamar sahabatnya itu, Indri pun jadi menangkap suara kami
"siapa Wid?" tanyanya
"siapa lagi, ya saudara tiri lo yang kepo inilha" ketus Widy
"mau apa kamu kemari" damprat Indri
"gue cuma mau liat keadaan lo aja soalnya lo udah 4 hari gak makan, gue khawatir sama lo Ndri"
"aku baik-baik aja, kamu gak perlu khawatir karena aku udah biasa seperti ini" jawabnya sangat dingin
"tapi Ndri lo gak boleh kayak gini terus, lo harus makan biar lo ada tenaga"
"untuk apa aku punya tenaga, untuk nahan semua beban dan penderitaan aku ini, biar aku jadi manusia super tegar menghadapi segala hal yang menyakitkan didunia ini, iya!" kata-katanya tegas nan menusuk hati
"hidup lo itu gak pernah menderita Ndri bahkan seharusnya lo bahagia karena banyak orang-orang yang sayang sama lo, lo harus liat itu dan ngebuka hati lo buat gak pesimis untuk hidup lo"
"halah udah deh gak usah ceramah disini, kayak lo bener aja, udah sana pergi, lo mau Indri marah-marah terus sama lo, lo itu gak ada bosen-bosennya ya, Indri tuh gak akan nerima lo sebagai saudaranya jadi udah deh mending lo gak usah sok care sama dia dan satu lagi tolong bilang sama Iqbal segera hubungi Indri secepatnya, gue yakin karena lo Iqbal ngilang gak ada kabar selama seminggu ini" ketus Widy
"kenapa sih kalian selalu aja berpikiran buruk tentang gue, sekali aja kalian gak seudzon sama gue bisa!" Widy mamanyunkan mulutnya terlihat sewot dan raut wajah Indri juga masih jutek
"gue gak tau tentang Iqbal dan kenapa dia ngilang tanpa kabar selama seminggu, sumpah gue gak tau! Seharusnya kalian lebih paham kenapa dia begini karena kan yang lebih kenal dia itu kalian, kata teman-temannya dia ijin ketempat neneknya kalok kalian mau tau lebih jelas lebih baik kalian datangi rumah neneknya dan tanya sama neneknya sana" aku melangkah keluar pintu
"ya mana kami taulah rumah neneknya dimana, pasti lo tau kan! Kenapa gak ngasih tau atau jangan-jangan lo sengaja ngerahasiainnya dari kami" jerit Widy, aku hanya menahan rasa kesalku saja
Beberapa hari kedepan Indri tetap tidak mau makan hingga aku mendapati Indri jatuh pingsan tergeletak didekat tempat tidurnya, aku pun menjerit histeris
"Indri..." hingga kami segera merujuknya kerumah sakit dan ia dirawat disana
Mama terlihat sangat sedih berada disamping tubuh anaknya yang terbaring lemah sambil menggenggam tangan Indri erat
"maafin mama ya sayang, maafin mama..." mama menitihkan air mata karena merasa sedih dan bersalah atas apa yang menimpa Indri, papa pun merangkulnya dengan penuh kasih dan kehangatan, aku yang tak kuasa melihat ini melengos keluar dan duduk dideretan bangku tunggu sambil menatap layar handphoneku dengan murung
"ngapain lo disini?" muncul suara tiba-tiba didekatku
***
Hayolohhh sapa tuh yang nyapa si Cindy....
Yang penasaran baca part selanjutnya ya
Jangan lupa vote, comment and share biar aku tau siapa aja pembaca setia MH😁
Indah Lestari
KAMU SEDANG MEMBACA
Mata Hati
Teen FictionPemeran Aku atau sosok bernama cindy yg selalu memandang baik setiap keadaan dan dengan tulus menyayangi orang-orang sekelilingnya dan selalu optimis setiap menjalani hari-hari nya.. Ia selalu memandang kehidupan dgn sisi baik dan juga memiliki hati...