Part for Iqbal and Cindy

29 7 5
                                    

            ***
   Setelah pulang sekolah, aku tidak langsung kembali ke rumah, aku ke rumah sakit dahulu untuk bertemu dengan papa, aku berjalan gontai sambil memikirkan semua masalah yang menimpaku hingga aku menabrak seseorang

"astaga ya ampun, maaf-maaf saya gak sengaja" aku segera memunguti beberapa obat-obatnya yang terjatuh dan memberikan kepada pemiliknya

"tante!" ia pun menatapku dengan raut wajah terkejut

"ya ampun tante apa kabar, udah lama banget kita gak ketemu" aku pun memeluknya

"tante, Iqbal apa kabar?" kenapa dia gak masuk sekolah lagi sih tan"

"i..iya dia lagi ada urusan tempat neneknya" ujar mama Iqbal

"yaudah ya Cindy tante lagi buru-buru nih, seneng bisa ketemu sama kamu, kapan-kapan kita ngobrol lagi ya, daa..." mama Iqbal mencolek pipiku lalu berjalan pergi

           ***
    Malam harinya aku mendapat teldon dari mamanya Widya tentang Widya yang mencoba untuk bunuh diri. Ia mencoba menyayat tangannya menggunakan pisau cutter dan menenggelamkan tubuhnya ke air dingin di bak mandi, setelah mendengar penjelasan tersebut, aku segera kerumahnya untuk melihat kondisinya

"Wid.." ujarku disebelahnya sambil memandangi wajahnya

"dia mencoba bunuh diri Cindy, tante menemukannya dikamar mandi, untung saja kami segera menghubungi dokter sebelum semuanya terlambat" ujar mamanya dengan suara lirih

"tante gak tau apa yang terjadi sama kalian tapi belakangan ini Widya selalu murung dikamar, dia anak yang baik, tante gak pernah nyakitin dia tapi kenapa dia kayak gini" ujar mama Widya menangis

"maafin gue Wid, gue sayang banget sama lo Wid, gue gak mau lo kenapa-kenapa, jangan lakuin ini lagi Wid, lo pantes dapetin apa yang lo mau" ujarku didalam hati sambil menitihkan air mata

"Widya" seru bg Kiki yang muncul secara gerusuh, terlihat raut khawatir diwajahnya, aku pun mengajak bg Kiki keluar dari kamar Widya

"gimana keadaan Widya Cin" tanya bg Kiki

"ini semua salah gue, gue yang udah buat dia kayak gini" ujarku sembari menangis

"uusstt...udah-udah, kamu jangan nyalahin diri kamu sendiri Cin dan untungnya Widya masih baik-baik aja"

"baik-baik aja gimana bg, dia itu mau bunug diri dan ini semua karena gue, sumpah gue gak suka sama Aldi bg, gue sama sekali gak tertarik sama dia, semua orang nyalahin gue atas masalah ini padahal gue gak pernah ada niat jahat sama mereka" ujarku

"kenapa ya cinta serumit ini" ujar bg Kiki sembari mengulas senyum

"abg suka sama Widya?" tanyaku, dari sorot matanya sudah tergambar jelas bagaimana perasaan bg Kiki kepada Widya

"tapi dia sukanya sama Aldi dan Aldi sukanya sama kamu sementara kamu malah suka sama Iqbal" aku langsung memotong ucapannya

"iya dan Iqbal cuma suka sama Indri, Indri segalanya buat Iqbal gak akan ada yang bisa menghalangi cinta mereka termasuk gue, gue lebih rela mereka bahagia"

"terus kamu?" tanya bg Kiki, aku hanya tersenyum

"gue akan tetap jalani hidup gue apa adanya, gue gak mau nyakitin perasaan Indri bg, kalok abg pasti bisa, bg Kiki harus perjuangin cintanya abg, gue yakin suatu hari nanti hatinya Widya akan kebuka buat abg" ujarku dan ia hanya tersenyum

           ***
   Aku kembali kerumah larut malam, mataku sudah terasa letih sekali, aku tiba didepan pintu kamar dam segera masuk lalu aku melihat sesuatu diatas meja belajarku, sebuah cupcake bergambar emoticon smile dan sebuah surat

Mata HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang