14..

100K 3.3K 65
                                    

Saat dia pergi barulah kita menyadari..
Rasa yg kita miliki untunya begitu besar..

Alvano Bigantara








🌾🌾🌾


Alvano pov

Aku tiba dikediaman Aditama pagi hari. Sungguh aku berharap itu hanya kabar burung. Tapi saat aku memasuki rumah besar ini, perasaanku semakin tidak enak.

Aku melihat kak Maria menangis diruang tamu dan aku segera menghampirinya.

"Kak apa yg sebenarnya terjadi?" Aku tidak bisa menyembunyikan kepanikanku lagi.

"Vano, kapan kamu datang?" Astaga kakak ini benar benar mengguji kesabaranku.

"Baru aja kak, Ada apa ini sebenarnya kak?" Kak Maria tidak menjawab tapi airmatanya semakin deras. Itu sudah sangat jelas jika semuanya tidak baik baik saja.

"Kak Alenta mana?" Aku berusaha menyusuri setiap sudut rumah ini. Berharap dia muncul didepanku.

"Alenta.." Kak Maria menggantungkan kalimatnya dan menarik nafas berat dan menghembuskan perlahan.

"Dia memutuskan bunuh diri, setelah kami mengetahui tentang kehamilannya" lanjutnya.

Kata kak Maria menjadi tamparan yg begitu keras bagiku. Badanku seketika lemas. Otakku tidak bisa lagi berfikir, kabar ini diluar dugaanku. Bagaimana mungin itu terjadi.

Kak Maria semakin menangis menjadi jadi.
Alenta bilang kalau dia tidak sungguh sungguh dengan kehamilannya. Apa yg sebenarnya terjadi aku sungguh bingung.

"Dia meninggalkan surat ini bersama barang barangnya" Aku segera mengambil surat itu dan membacanya.

"Dia tidak mau memberi tau siapa ayah dari anak itu dan hal itu membuat kakeknya sangat marah"

"Nama kamu gak bakalan rusak, kamu punya calon silahkan aku juga gak suruh kamu ninggalin dia" tiba tiba kata kata Alenta terngiang ditelingaku. Perasaanku tidak bisa aku jelaskan saat ini, aku benar benar merasa hancur sehancur hancurnya.

"Alenta pasti baik baik aja kak, aku tidak akan menyerah menemukannya" ya masih ada harapan selagi jasadnya belum ditemukan. Aku percaya jika dia masih hidup.

Akulah orang yg harus bertanggung jawab atas hal ini. Dadaku sangat sesak memkikirkan hal ini. Kehilangan tentu saja aku sangat merasa kehilangan. Baru aku sadari jika dia adalah wanita kedua dalam hidupku yg sangat aku sayangi.

"Aku boleh liat kamar Alenta kak" Kak Maria diam sejenak lalu mengangguk.

"Bi ijah tolong antar adik saya kekamar Alen" perintah kak Maria pada salah seorang art dirumah besar ini.

Aku mengikuti art yg akan menunjukan dimana kamar Alenta. Aku tiba didepan sebuah kamar dengan cat berwarna biru laut, warna kesukaan Alenta.

Saat pertama memasuki kamar ini aroma tubuh Alenta sangat kuat dalam kamar ini. Aroma yg selalu membuatku melupakan segalanya, wangi tubuh yg sangat istimewa bagiku.

Apa aku sanggup menanggung rasa bersalah ini seumur hidupku. Untuk pertama kalinya airmata ku mengalir untuk seorang wanita selain ibuku.

Hatiku seperti ditusuk ribuan jarum, aku tidak mengerti apa yg sebenarnya terjadi padaku.

Aku menyayangi Alenta, bahkan sangat menyayanginya. Apa perasaan sayangku ini bisa dikatakan cinta? Apakah aku sudah mencintai Alenta tanpa aku sadari?

ALENTA(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang