31..

97.8K 3.1K 11
                                    

"Ada apa Len?" Ririn yg bingung Alenta menghubunginya ditengah malam seperti ini.

"Rin aku disamarinda?"

Seletah pertemuannya dengan Andin, Alenta memutuskan menemui Alvano.

"Apa?" Jawab Ririn terkejut setengah mati, bahkan Rangga sampai ikut terbangun mendengar suaranya.

"Kenapa sayang?" Tanya Rangga dengan suara serak, Ririn tidak menjawab justru kembali bertanya.

"Apa terjadi sesuatu?"

"Kirim alamat rumah sakit tempat Vano dirawat" Suara Alenta mulai bergetar.

"Jadi kamu sudah mengetahuinya"

"Hmmm" terdengar isakan kecil.

"Len, kamu tidak mungkin bisa menjenguknya dijam seperti ini. Kamu kerumah aku aja ya besok pagi kita kesana" bujuk Ririn.

"Aku kehotel aja Rin, udah aku pesan juga dari jakarta tadi. Kirim aja alamatnya" suara Alenta sedikit memohon.

Alenta tidak ingin merepotkan Ririn, dengan menelponnya tengah malam seperti ini saja sudah sangat merepotkan apa lagi jika dia menginap.

"Tapi Len kamu lagi hamil, aku gak mau terjadi apa apa padamu" bujuk Ririn lagi.

"Aku baik baik aja Rin, tolong ya kirim alamat rumah sakitnya"

"Iya" jawab Ririn meskipun sedikit tidak rela.

"Kenapa sayang?" Rangga yg sedari tadi menyimak pecakapan istrinya itu.

"Alen, dia sudah tau semuanya" Ririn menghembuskan nafas berat.

"Dia pasti sangat terluka. Inilah yg aku takutkan, takut terjadi sesuatu pada kandungannya" Lirihnya.

"Semuanya pasti baik baik aja, kita doakan saja semoga mereka akan bersatu dalam kebahagiaan" Rangga berusaha menenangkan istrinya.

Rangga membawa Ririn kedalam pelukannya dan kembali tidur.

Sekarang Alenta sudah berada dikamar hotel dengan wajah kesalnya karna pesan dari Ririn.

"Aku gak akan kirim alamatnya malam ini, akan ku kirim besok pagi. Karna aku tau kamu pasti nekat pergi kerumah sakit malam ini juga"

Itulah isi pesan dari Ririn, mau tidak mau Alenta harus memesan kamar hotel. Dia tidak mungkin bertanya pada Nilam disaat rasa bersalahnya pada Alvano begitu besar.

"Maaf Van, aku seharusnya mendengarkanmu bukan malah percaya pada apa yg aku lihat" Lirihnya.

Pukul 6 pagi Alenta sudah rapi dan dia sudah siap untuk berangkat. Ririn mengirim alamat rumah sakit pukul 5 subuh tadi dan setelah pesan itu masuk Alenta tidak bisa memejamkan matanya lagi.

Alenta tiba dirumah sakit pukul tujuh, dia tidak menyangka jika rumah sakit tempat Alvano dirawat begitu jauh dari tempatnya menginap.

Ditambah jalan samarinda juga macet meski pun tidak separah jakarta.

Alenta melangkah dengan cepat hingga dia berdiri disebuah ruangan. Alenta menarik nafas dalam dan menghembuskannya kembali untuk menenangkan rasa gugupnya.

ALENTA(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang