Extra Part..

138K 3.6K 125
                                    

Alenta pov

Impian terbesarku selama ini sudah menjadi kenyataan. Yaitu melihat Vano suamiku masih terlelap disampingku dipagi hari.

Tidak pernah ada rasa bosan dalam diriku memandangi wajah damainya ketika tidur, dia sangat tampan.

"Sudah puas memandangiku" dia berbicara tanpa membuka matanya. Astaga jadi dia tau jika aku sedari tadi memperhatikannya.

"Tidak, aku hanya melihat bekas air liurmu" jawaban itu sukses membuatnya terbangun. Wajahnya lucu sekali, jika seperti ini aku tidak pernah menyesal menunggunya selama ini.

"Istriku tersayang" dia mulai menaiki tubuhku tapi tidak menindihnya.

"Apa yg kamu lakukan Van, kita bukan lagi pengantin baru" dia mendekatkan wajahnya padaku.

"Iya aku tau, ini sudah bulan ketiga pernikahan kita dan sebentar lagi dia akan lahir"

"Vanoo apa yg kamu lakukan" aku langsung membentaknya. Aku paling benci jika dia sudah melakukan kebiasaannya itu.

"Aku sedang mengupil sayang, apa lagi" jawabnya tanpa dosa.

"Sudah mau punya anak dua kelakuan masih seperti anak kecil" aku tidak akan marah hanya karna dia mengupil tapi dia selalu mengoles bekasnya mengupil itu padaku. Apa ada suami yg waras seperti itu.

Dia justru tertawa melihatku marah marah dipagi hari seperti ini. Rumah tangga yg aneh, kami tidak seperti pasangan baru pada umumnya.

"Sudahlah awas aku mau kekamar mandi" aku mendorong tubuhnya kesamping lalu bangkit dari tempat tidur.

"Kamu marah sayang" aku tersenyum mendengar pertanyaannya. Dia sendiri sangat tau jika aku tidak akan bisa marah padanya.

"Umur memang tidak bisa menipu, tapi aku..." ucapanku tertahan, tiba tiba saja perutku terasa begitu sakit.

"Aahhhhh" aku memegang perutku. Rasanya benar benar sakit.

"Sayang kamu kenapa?" Dia langsung menghampiriku. Jika saja dia tidak menahan tubuhku mungkin aku sudah jatuh kelantai.

"Perut aku sakit Van" keluhku.

Aku merasakan sesuatu mengalir dipahaku hingga kaki, seperti air. Apa aku akan melahirkan, tapi kata dokter masih satu minggu lagi.

"Aahhhhh" aku benar benar tidak bisa menahannya lagi.

"Kita kerumah sakit sekarang putusnya" dia langsung menggendongku, tanpa menunggu jawabanku.

🌾🌾🌾

Untuk pertama kalinya seorang Alvano Bigantara tidak bisa menyembunyikan rasa kahwatirnya.

"Van kamu yg tenang donk, mama pusing liat kamu bolak balik kayak seterika begitu" geram Nilam.

"Gak bisa ma Vano gak tenang kalau belum liat Alen" Alvano tidak kalah prustasi untuk situasi saat ini.

Usia kandungan Alenta sudah memasuki angka 9 dan sekarang dia sedang berjuang untuk melahirkan anak keduanya.

Jika biasanya seorang istri yg akan melahirkan maka dia ingin ditemani oleh suaminya. Tapi tidak dengan Alenta, perempuan itu justru marah marah saat melihat wajah Alvano dan mengusir laki laki itu dari ruang bersalin.

Teriakan kesakitan Alenta semakin membuat Alvano cemas luar biasa. Tiba tiba air mata laki laki itu mengalir begitu saja.

"Kamu kenapa Van,? Kok malah nangis gitu. Alen pasti baik baik aja" Nilam yg tidak pernah melihat Alvano menangis tentu saja panik.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 06, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALENTA(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang