28..

100K 3K 29
                                    

Alvano memang tidak menunjukan dirinya didepan para tamu undangan dia takut Alenta akan kabur lagi saat melihatnya.

Senyum tidak lepas dari bibirnya, disaat melihat wanita yg selama ini dicarinya memasuki gedung acara.

Alvano hanya memandangnya dari kejauhan, tapi saat wanita itu pamit untuk ketoilet. Alvano tidak menyia nyiakan kesempatan itu.

Alvano bahkan tidak perduli saat dia memasuki toilet perempuan, beruntung hanya ada Alenta yg berdiri didepan cermin didalam toilet itu, Alvano berjalan menghampiri Alenta dan langsung memeluk wanita itu erat.

"Van apa yg kamu lakukan? Bagaimana jika ada yg melihat?" Alenta tidak ingin disebut pelakor.

Alvano tidak menjawab, Alenta berbalik berharap Alvano mau melepaskannya. Tapi dugaannya salah Alvano justru semakin mengeratkan pelukannya.

"Van kamu gi..." belum sempat Alenta menyelesaikan kalimatnya Alvano sudah lebih dulu melumat bibir tipis Alenta.

Alenta mencoba memberontak, tapi usahanya sia sia. Tenaganya tidak sebanding dengan Alvano. Alenta pasrah dan memejamkan matanya. Dia juga sangat merindukan Alvano terlebih semejak hamil.

Alvano melepaskan ciumannya karna melihat wajah Alenta sudah memerah. Alenta tidak lagi memberontak bahkan setelah ciuman mereka terlepas Alenta masih setia memejamkan matanya.

Hal itu tidak disia siakan oleh Alvano, dia mendorong tubuh Alenta kedalam salah satu pintu toilet dan menguncinya.

"Van apa yg kamu lakukan?" Tanya Alenta saat merasakan punggungnya menyentuh dinding.

"Aku merindukanmu Alen" bisik Alvano memakin mendekat dan langsung memeluk tubuh Alenta erat.

"Kamu gila Van, bahaimana kamu bisa melakukan ini disaat kamu sudah punya istri" jawab Alenta sendu.

"Aku gila gara gar kamu Len" Alvano menarik tengkuk Alenta dan melumat bibir tipis itu penuh kerinduan.

Alenta tidak menolak justru menikmatinya, semejak hamil dia sering sekali membayangkan sentuhan Alvano.

Alenta mulai membalas lumatan Alvano, hal itu tidak disia siakan oleh Alvano. Tangannya langsung menyelib dibalik dress  selutut yg dikenakan Alenta.

Alvano sedikit terkejut, ternyata Alenta hanya memakai celana dalam tanpa alas. Hal itu tentu mempermudah aksinya.

Alenta menggigit bibir bawahnya saat tangan Alvano mengusap dan memainkan miliknya dengan sangat lincah.

"Va..n apa yg ka..mu lak..kan maahh" Alenta bertanya dengan terbata menahan sensai nikmat dari tangan Alvano.

Terlebih bibir laki laki itu menghisap dan menggigit kecil lehernya. Membuat tubuhnya lemas, kalau saja Alvano tidak memeluknya pasti sudah jatuh dilantai.

Alvano menarik tangannya dari dalam celana Alenta dan menjilat bekas cairan milik Alenta ditangannya.

Alvano menatap mata sayu milik Alenta. "Aku mau kamu Alenta" bisik Alvano dengan nafsu yg menggebu.

Alvano meraih tangan Alenta dan mengarahkan pada kejantannya lalu berbisik ditelinga Alenta.
"Dia hanya bereaksi saat bersamamu".

Tanpa sadar Alenta meremas lembut kejantanan Alvano yg masih tertutup rapat. Tapi matanya masih setia beradu dengan mata Alvano.

Alvano mendekat dan mengecup sekilas bibir Alenta. "Kita lanjtkan" bisiknya dengan suara serak.

Alenta hanya mengangguk, dia sangat rindu dimasuki oleh Alvano.
"Biarlah ini menjadi hadiah terakhir, sebelum aku benar benar kehilanganmu Alvano" batin Alenta.

ALENTA(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang