"Gimana Mil, udah berhasil jebak Vano" tubuh Alenta menegang mendengar ucapan seorang wanita diluar toilet.
"Berhasil lah, apa lagi wanita itu sangat mudah ditipu" Alenta sangat mengenal suara itu, itu adalah Mila anak mantan bosnya dulu dan juga mantan tunangan Alvano.
"Apa kamu berhasil membuat Vano menidurimu lagi?" Tanya wanita itu lagi.
"Itu yg aku tidak mengerti, dia tidak bisa memasukiku bahkan setelah aku memberinya obat perangsang" Alenta menutup mulutnya, ini begitu mengejutkan baginya.
"Tapi bagaimana bisa kamu berhasil menyingkirkan Alenta, jika Vano saja tidak bisa memasukimu"
"Aku sengaja meminta Alenta menemuiku, disaat Vano juga ada diapartemenku untuk membantuku saat kakiku terkilir" hening sejenak.
"Lalu" tanya wanita itu penasaran karna Mila berhenti dengan ceritanya.
"Aku memasukan obat perangsang kedalam minumannya dan dia langsung membuka seluruh pakaiannya dan aku juga melakukan hal yg sama, dia mendorong tubuh ku keatas sofa dan menindis tubuhku. Aku kira dia akan memuaskanku tapi dugaanku salah dia justru mencekik leherku" Air mata Alenta mengalir dan tangannya terus menutup mulutnya agar suara isakannya tidak terdengar.
"Tapi saat posisi itulah Alenta membuka pintu apartemenku yg memang sengaja tidak aku kunci, Vano menyadari kehadiran Alenta dan ingin mengejarnya tapi wanita itu sudah terlanjur pergi"
Tubuh Alenta seketika lemas dan terduduk diatas kloset. Air matanya mengalir deras dan rasa penyesalan karna tidak mau mendengar penjelasan Alvano menghantuinya.
"Parah kamu Mil, tapi aku salut sama ide kamu itu benar benar hebat"
"Tentu saja bahkan sampai saat ini pun wanita itu tidak mau bertemu dengan Vano. Itu pambalasan yg setimpal karna berani membatalkan pernikahan kami dan memilih jalang itu" terdengar suara tawa dari keduanya dan setelah itu suara pintu terbuka. Kedua wanita itu pergi tanpa tau jika ada seseorang yg sangat hancur mendengar percakapan mereka tadi.
Alenta menangis semakin menjadi setelah kepergian mereka.
"Seharusnya aku percaya sama Vano, seharusnya aku gak cuma mikirin diri aku sendiri. Bagaimana bisa aku mencintainya tapi aku tidak percaya padanya. Maafin aku Van aku salah" Alenta terus menangis."Aku mohon Van kasih aku kesempatan, kamu jangan menyerah dulu Aku mohon" Dia hanya bisa menangis menyesali semuanya.
*****
Ririn merasa cemas karna Alenta tidak juga kembali segera menyusulnya.
Setibanya ditoilet Ririn langsung panik mendengar suara tangisan, dia sangat tau jika itu adalah Alenta.
Tok tok tok
"Alen kamu kenapa? Len buka pintunya" tapi usahanya sia sia Alenta masih tidak bergeming.
"Ma bunda kenapa?" Ririn samapai lupa jika dia sedang bersama Shirina.
"Mama juga gak tau sayang"
Tok tok tok
"Len buka pintunya" Alenta segera menghapus air matanya meskipun tidak bisa menyembunyikan bengaknya.
Alenta membuka pintu secara perlahan dan Ririn langsung menghampirinya.
"Kamu gak papa Len?" Alenta hanya menggeleng lalu menghampiri Shirina.
"Shirina bunda antar kerumah nenek ya, bunda ada urusan sebentar" gadis kecil itu hanya mengangguk.
Selama perjalanan mereka sama sama diam hanya ada suara Shirina yg sesekali bertanya pada Ririn.
Setelah tiba Alenta langsung masuk bersama Shirina sedangkan Ririn menunggu dimobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALENTA(End)
RomanceMengandung Unsur Dewasa (18++) Alenta Ayuningtias sangat mencintai Alvano Bigantara yg tidak lain adalah omnya sendiri. Hingga kedekatan mereka berubah menjadi hubungan dosa penuh nafsu.