26..

94.4K 3K 14
                                    

Alenta dan Shirina kini berada didalam sebuah taksi. Alenta pergi dengan hati hancur.

"Apa sebenarnya yg kamu inginkan Van, kalau kamu gak mau mengakui Shirina aku masih bisa mengerti, tapi untuk apa kamu membuat aku masuk kedalam jurang yg sama" Batinnya.

"Salah seharusnya aku yg disalahkan atas kejadiaan ini, karna rasa cintaku membuatku melakukan hal bodoh untuk kedua kalinya" Alenta hanya bisa tersenyum miris.

"Bunda kita mau kemana? Kenapa gak sama ayah?" Dadanya begitu sesak mendengar pertanyaan putrinya itu.

"Kita mau kerumah mama Ririn, Shirina gak kangen sama mama?". Alenta ingin sekali menangis tapi itu akan menimbulkan pertanyaan pada anaknya.

"Iya Shirina kangen sama mama" Alenta membawa Shirina kedalam pelukannya.

"Maafin bunda sayang, bunda belum bisa bahagiain kamu" Alenta mengusap perut ratanya.

"Dan anak bunda yg masih didalam sana, maafin ketidak berdayaan bunda yg membuat kamu juga merasakan apa yg kakak kamu rasakan" Alenta tidak bisa lagi menahan air matanya.

"Bunda kenapa nangis?" Shirina berdiri didepan bundanya dan menghapus air mata Alenta.

"Bunda gak papa sayang" Alenta menghapus air matanya kasar.

Tadi Alenta menghubungi Ririn, sebelum memasuki taksi. Karna tidak mungkin dia melakukan penerbangan terlebih kondisi tubuhnya tidak memungkinkan.

Alenta bukan wanita yg berpikiran sempit hingga tidak menginginkan anak dalam kandunganya.

"Kita akan pergi sejauh mungkin, bunda akan menjadi ibu sekaligus ayah untuk kalian berdua".

Alvano pov

Baru satu hari Alenta tidak bersamaku tapi aku sangat merindukannya. Aku jadi ingin tau kabarnya, tapi nomornya tidak aktif dari kemarin.

Aku ingin menjelaskan semuanya, aku sangat ingin mengatakan jika aku sangat mencintainya dan akan berjuang untuknya.

Aku akan menghubungi kak Maria untuk menanyakan kabarnya.

Tuttt tuutt

"Hallo Van" diangat pada panggilan pertama.

"Hallo kak, apa kabar?"

"Baik Van, oh iya gimana kabar Alenta sama cucu kakak apa mereka baik baik saja?" Justru aku yg ingin tau kabar mereka, tapi mengapa malah kak Maria yg menanyakannya padaku.

"Tapi kak, Alen sama Shirina sudah kembali kejakarta kemarin. Katanya ada urusan mendadak"

"Astaga Van, Alenta gak bilang kalau dia pulang. Toko bunganya juga masih tutup" Suara kak Maria mulai terdengar panik.

"Van kakak minta tolong cari Alenta, kakak gak mau kejadian itu terulang kembali" lanjutnya.

"Iya kak, kakak tenang aja aku pasti cari Alen. Kalau gitu aku tutup dulu kak"

Setelah panggilan terputus, aku segera menghubungi Rangga sekertaris sekaligus sahabatku.

"Hallo Van, ada perlu apa?" Itu terlalu sopan menurutku untuk orang seperti Rangga yg suka sekali bercanda.

"Tolong kamu cari tau tentang penerbangan arah jakarta, apa ada Alenta didaftar penumpangnya".

"Asataga Van Alenta masih hidup?, kamu udah menemukannya? Terus gimana masih secantik dulu?" benar dugaanku dia tadi sepertinya sedang tidak pokus dan sekarang kumatlah penyakit keponya.

ALENTA(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang