32..

100K 2.9K 3
                                    

Jika kamu mencintaiku maka jagan pernah meninggalkan ku lagi Aletna"

Sekali lagi suara itu terdengar, Alenta membenamkan wajahnya pada ranjang rawat Alvano.

Alenta kembali terisak tanpa suara, dia tidak ingin ada yg tahu seberapa rapuhnya dia saat ini.

Alenta merasakan sebuah elusan pada kepalanya. Tapi diabaikan olehnya karna dia mengira pasti Nilam yg mencoba menguatkannya.

"Aku mencintaimu Alenta Ayuningtias"

Degg

Tubuh Alenta menegang mendengar suara yg tidak asing lagi baginya. Suara yg selama ini iya rindukan.

Alenta mengangkat kepalanya dan menatap Alvano. Tapi wajah itu masih setia terpejam. Lagi lagi Alenta merasa kecewa.

"Sebegitu berharapnya aku Van, hingga aku merasa kamu mengatakan mencintaiku" isak Alenta.

"Aku memang mencintaimu Alen"

Mata Alvano perlahan terbuka dan dari sudut matanya mengeluarkan air. Air mata kebahagiaan, penantiannya tidaklah sia sia.

"Van" Alenta mendekati Alvano dan langsung mencium setiap inci wajah laki laki itu tanpa terkecuali.

"Awwa" keluah Alvano.

"Maaf" cicit Alenta dan langsung berlari untuk memanggil dokter. Tapi Alvano menarik pergelangan tangannya.

"Aku baik baik saja Alen, kamu adalah obatku" kata Alvano membuat wajah Alenta seketika memerah.

Wanita mana yg tidak bahagia. Setelah penantian dan pengorbanan bertahun tahun membuahkan hasil.

Sesuatu yg dianggap mustahil kini menjadi kenyataan. Laki laki yg dia cintai mengungkapkan cintanya.

Alvano melepas genggamannya dan menyentuh perut buncit Alenta.
"Bagaimana dengan buah hati kita" tanya Alvano sambil mengelus lembut perut Alenta.

Hati Alenta menghangat mendengar ucapan Alvano. Untuk pertama kalinya Alvano menyentuh perut buncitnya dan mengatakan kata kata yg selama ini Alenta harapkan.

Tidak ada kebahagiaan yg lebih dari ini bagi Alenta.
"Dia baik dan dia sangat merindukan ayahnya" jawab Alenta dengan air mata sudah mengalir dipipinya.

"Maafkan aku Alen, se.." belum sempat Alvano menyelesaikan kata katanya Alenta lebih dulu mengecup bibirnya sekilas.

"Aku sudah tahu semuanya dan aku mau kita melupakannya dan memulai semuanya dari awal" jawab Alenta dengan wajah bahagianya.

"Baiklah kita tidak akan membahasnya lagi, tapi setelelah aku keluar dari rumah sakit, kita akan langsung mengurus pernikahan kita" mendengar jawaban Alvano membuat wajah Alenta seketika merona.

Alenta tidak pernah mengira dia akan menikah dengan Alvano. Terlebih setatus keduanya.

"Baiklah kita akan membahasnya dirumah, sekarang dokter akan memeriksamu dulu Van" suara Rusdy tiba tiba memenuhi ruangan itu.

"Tapi pa.."

"Tidak ada tapi tapian Vano, Ayo Alen kita pulang biar papa yg gantian jagain Vano" ajak Nilam.

"Tapi ma.."

"Kamu perlu istirahat Van, mama gak yakin kamu bisa istirahat jika ada Alenta disini" goda Nilam.

Alenta hanya bisa menunduk tanpa berani menatap Alvano yg sedang tersenyum kearahnya.

"Baiklah" jawab Alvano pasrah. Toh dia tidak akan bisa membantah jika mamanya sudah berkehendak.

ALENTA(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang