17..

95.3K 3.1K 13
                                    

Aku akan mencoba melepaskanmu
Jika itu akan membuatmu
Bahagia
Meskipun aku yang akan
Hancur

Alenta Ayuningtias






🌾🌾🌾

Alenta sudah merasa lebih tenang, meskipun airmatanya masih belum benar benar kering.

"Jadi rencana kamu apa Len setelah ini?" Alenta diam sejenak.

"Aku juga gak tau Rin, hancur sudah harapanku agar Vano terima aku dan Shirina" masih begitu jelas dalam ingatan Alenta saat Alvano menolak anak didalam kandungannya dan Alvano yg tidak pernah memiliki perasaan untuknya. Tangis Alenta kembali pecah.

"Kenapa hidup aku setragis ini Rin? Apa aku pernah berbuat salah hingga Tuhan menghukumku seperti ini" isakan kembali keluar dari mulut Alenta.

"Sabar Len aku yakin semuanya akan baik baik saja, semoga" Ririn sediri tidak yakin dengan ucapannya barusan.

"Saran aku Len, kamu bicarain ini pelan pelan sama mama kamu" Alenta menatap Ririn bingung. Karna selama ini keluarga besarnya mengira dirinya sudah tiada.

"Apa aku harus membemani mama dengan masalahku ini, tidak aku tidak mau"

"Ceritakan semuanya sama mama kamu dia adalah orang yg paling kamu butuhin saat ini" tambah Ririn seakan mengerti kebingungan Alenta.

"Entahlah Rin aku sendiri bingung, beri aku waktu untuk berfikir"

Jika dia kembali maka keluarganya akan kembali terluka. Tapi jika tidak, Shirina lah yg menjadi korban.

"Dilema apa yg kau berikan padaku Tuhan, aku sadar dosa yg aku lakukan itu besar. Tapi apa harus keluargaku juga menanggung semuanya" Alenta menyembunyikan wajahnya diantara lututnya. Menangis semakin menjadi.

Alvano pov

Aku memang tidak lagi menunjukan rasa penasaranku pada wanita yg mirip dengan Alenta itu.
Tapi aku harus membuktikan semuanya aku tidak mau selamanya seperti ini.

Jadi aku membawanya keacara pertunanganku, aku ingin tau bagaimana reaksinya saat bertemu dengan kak Maria.

Aku menjemputnya malam hari, rumahnya sangat sepi. Aku ingin tau siapa suaminya. Tapi dia seperti menyembunyikan sesuatu. Dia langsung menutup pintu dan kami segera berangkat.

Aku sengaja menyuruhnya masuk terlebih dahulu agar aku bisa memperhatikan gerak tubuhnya dengan mudah.

Tapi saat kak Maria memeluknya dia sama sekali tidak bereaksi bahkan wajahnya begitu datar. Aku hanya bisa menghembuskan nafas kasar. Jadi benar dia bukan Alenta.

Aku tidak tahan lagi melihat kesedihan kak Maria jadi aku membawanya pergi dan mengakhiri sandiwara ini.

Sebenarnya aku tidak ingin bertunangan tapi mama memaksaku. Aku tidak ingin membuatnya kecewa. Mama sangat ingin melihatku menikah. Kedua kakak ku sudah menikah tapi belum dikaruniai seorang anak. Dan mama sangat mengharapkan hal itu dariku.

Aku hanya bisa pasrah saat papa mulai mengumumkan tentang pertunanganku. Aku menatap wanita bernama Ayu itu, ada kekecewaan diwajahnya saat mendengar tentang pertunanganku.

Tapi yg membuat aku semakin bingung dia berbicara dengan calon mertuaku dengan raut wajah panik. Setelah itu dia melangkah pergi. Aku ingin mengejarnya tapi tidak mungkin papa memintaku naik keatas panggung.

Selama acara berlangsung pikiranku tidak pokus sama sekali bahkan cincin pertunanganku jatuh dan hilang entah kemana. Aku pasti sudah gila bisa bisanya aku memikirkan istri orang lain saat aku akan bertunangan.

ALENTA(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang