Tiada kata yg terucap
Hanya sebuah hati
Yang merasakan
KehancuranAlenta Ayuningtias
🌾🌾🌾
"Ini Shirina nek, anaknya Alen".
Alvano masih tertegun mendengar kata kata Alenta, dia masih mencoba mencerna setiap kalimat yg dilontrkan wanita didepannya ini.
"Van kenapa mirip sekali denganmu?" Pertanyaan Nilam membuat tubuh Alvano membeku dan mulutnya terkunci rapat.
"Mungkin karna ayahnya memang mirip sama Vano nek, meskipun aku lupa siapa ayahnya, aku tidak menyesal jika hasilnya secantik ini".
"Aku sangat bersyukur karna memilih mempertahankan Shirina dulu, meskipun kamu tidak mengakuinya Van" batin Alenta.
"Mungkin kamu benar Alen" Nilam tersenyum melihat wajah Shirina yg ceria.
Pandangan Alvano tidak lepas dari Shirina. Pertanyaan menumpuk dibenaknya.
"Apa benar dia putriku? Tapi aku tidak bisa punya anak. Tapi dia sangat mirip denganku bahkan hampir 90% adalah aku". Alvano hanya bisa menyimpan pertanyaan itu dalam hatinya.
"Ya sudah Alen kamu tidur aja dikamarmu, udah dibersihin sama bi minah" kata Nilam.
"Makasih nek, aku naik dulu Shirina juga udah lelah" Melihat Shirina yg sudah terlelap dalam gendongannya. Tetapi saat Alenta akan melangkah Alvano menarik lengannya hingga mereka berhadapan.
"Sini biar aku yg gendong keatas" Alenta tertegun mendengar penuturan Alvano tapi hanya sebentar setelah kesadarannya pulih Alenta menyerahkan Shirina dengan senang hati pada Alvano.
Alenta berjalan didepan Alvano yg menggendong Shirina.
"Len kamu benar benar gak ingat siapa ayahnya Shirina" Alenta sedikit syok saat Alvano menanyakan hal itu, untung saja dia berada didepan Alvano jadi laki laki itu tidak akan melihat ekpersinya."Iya, mama aja aku tidak ingat apa lagi laki laki yg menghamiliku" Alenta sedikit tertawa dan hal itu justru membuat hati Alvano nyeri.
"Kamu gak mau tau siapa ayahnya?" Alenta berbalik dan menatap Alvano.
"Bukannya gak mau, cuma kalau bisa memilih aku lebih milih ingatan aku gak usah kembali. Aku takut kenangan masa lalu ku sangat menyakitkan. Apalagi mama bilang aku mencoba bunuh diri gara gara masalah ini" Alvano hanya diam mendengar penjelasan Alenta.
"Maaf Van, kamu harus tau kalau aku adalah orang yg paling kamu sakiti" batin Alenta.
Alvano tertunduk tidam berani menatap Alenta rasa bersalah dalam dirinya semakin besar.
"Apa kamu akan benci sama aku Len, saat kamu ingat semuanya" batin Alvano.
Alvano dan Alenta tiba didepan pintu kamar yg menjadi saksi bisu perbuatan mereka dulu.
"Sini Van, biar aku menidurkannya" Alvano menyerahkan Shirina pada Alenta meskipun sedikit tidak rela. Rasanya sangat nyaman saat gadis kecil itu didalam gendongannya.
"Alen"
Saat ingin masuk kedalam kamarnya seseorang memanggilnya."Iya nek" ternyata Nilam.
"Sini biar anak kamu nenek yg urus kamu istirahat aja" Binar bahagia terpancar jelas pada wajah Nilam saat mengatakan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALENTA(End)
RomanceMengandung Unsur Dewasa (18++) Alenta Ayuningtias sangat mencintai Alvano Bigantara yg tidak lain adalah omnya sendiri. Hingga kedekatan mereka berubah menjadi hubungan dosa penuh nafsu.