27..

95.6K 3.2K 11
                                    

Sudah satu minggu setelah Nilam dan Rusdy menanggung malu karna pembatalan pernikahan Alvano tapi mereka tida perduli. Apalagi mereka tau jika Mila perempuan licik yg hanya mengincar kekayaan Bigantara saja.

Selama itu pula Alvano memang tinggal dijakarta untuk mecarian Alenta, dia hanya pulang saat ada urusan penting menyangkut pekerjaan.

"Van kamu yakin mau kembali kejakarta kamu baru satu hari dirumah" Nilam kasian melihat betapa tidak terawatnya tubuh putarnya itu.

"Vano harus cari Alen ma, mama doain aja semoga cepat ketemu" Alvano memeluk ibunya setelah itu segera berangkat.

Satu minggu dia berusaha mencari Alenta, tapi belum berhasi juga menemukan wanita itu.

Alenta menghilang bagai ditelan bumi. Tanpa menghilangkan jejak, tapi satu hal yg membuat Alvano sedikit tenang, dia tau Alenta tidak akan mengambil jalan nekat.

Alvano tiba dikediaman Aditama malam hari.
"Istirahat dulu Van kak tau kamu pasti lelah, kasian tubuhnya jika terus kamu paksa" Maria sangat cemas melihat kondisi Alvano yg jauh dari kata baik.

"Aku akan menemui detekitv kak, aku tidak ingin membuang waktu untuk mememukan mereka. Alen sangat membutuhkanku" Maria hanya bisa menghembuskan nafas berat setelah Alvano pamit dan menghilang dibalik pintu.

Lagi lagi Alvano kecewa, karna tidak ada kabar baik sama sekali. Selalu saja jawabannya "kami masih beruasaha". Alvano memejamkan matanya sejenak tapi ponselnnya berbunyi ternyata dari Rangga. Alvano mendengkus kesal, apa sahabatnya itu tidak bisa mengerti jika Alvano sedang tidak ingin diganggu. Dengan berat hati Alvano mengangkat panggilan itu.

"Apa Ga, kalau gak penting aku matiin"

"Van, kamu tau jika toko bunga milik Alenta sudah dibuka kembali" Jari Alvano terhenti tidak jadi menutup panggilan Rangga.

"Apa maksudnya Ga?" Tanya Alvano penasaran.

"Aku tau dari Ririn kekasihku, diakan bekerja disitu"

"Sial" umpat Alvano. Kenapa dia baru ingat Rangga adalah kekasih Ririn, dan Ririn pasti tau dimana Alenta.

Alvano memutuskan sambungan secara sepihak.
"Selalu seperti ini" gerutu Rangga.

Alvano berdiri didepan toko bunga itu, tapi toko itu tutup karna ini hari minggu. Alvano kembali kecewa baru saja dia mendapat titik terang dan sekarang dia harus kembali dengan tangan kosong.

Selama satu minggu Alvano terus mendatangi toko itu, tapi tetap saja masih tutup.
"Apa Rangga mengerjaiku?" Alvano meraih ponselnya dan menghubungi Rangga.

"Hallo Van"

"Ga kamu bohongin aku? ini sama sekali gak lucu. Aku benar benar putus asa" Alvano setengah membentak".

"Astaga Van aku lupa, Ririn sudah kembali kesamarinda satu minggu yg lalu. Kami akan bertunangan besok. Maaf Van aku benar benar lupa" Alvano mendengkus kesal.

Dia benar benar lelah, tapi dia juga tidak bisa berhenti mencari Alenta.
"Van kamu masih disana kan?"

"Iya" jawab Alvano lesu.

"Kamu datang ya kepertunangan kami, aku tidak bisa menjelaskan apa pun tentang Alenta, tapi mungkin dia akan datang karna Ririn adalah sahabatnya" Alvano tersenyum mendengar penuturan Rangga.

"Oke aku terbang malam ini juga" Alvano memutuskan sambungan dan segera bersiap. Harapan untuk bertemu lagi dengan Alenta dan anaknya semakin besar.

****

ALENTA(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang