Memiliki Farhan sudah menjadi bayang-bayang Amelia selama ini. Sempurna. Hanya satu kata itu yang Amelia ucapkan untuk menggambarkan sosok Farhan Ali Hamza. Seorang asisten dosen yang kebetulan mengisi mata kuliah di kelasnya, full seminggu ini.
Memang, tidak ada yang akan menolak sosok pria itu pastinya. Tampan, pintar, ramah dan terlebih lagi ia sosok yang sholeh. Itulah sebab mengapa Amelia begitu jatuh cinta, meskipun Amelia tahu bahwa Farhan tak mengenalinya sama sekali.
Mana mau dia sama aku? Tentu saja aku ini bukan tipenya. Sudah dipastikan Farhan itu lelaki yang mengidam-idamkan sosok wanita berhijab dan solehah. Ya, setipelah dengan pemikiran-pemikirannya selama ini tentang agama.
Amelia tertunduk lemas tatkala pemikiran itu mulai muncul lagi di benaknya.
Apa aku coba saja untuk berubah menjadi sosok perempuan yang diidamkan Farhan? tanyanya dalam hati.
Senyum penuh harap mulai terbit di bibir Amelia. Matanya sedari tadi tidak lepas memandang laki-laki yang sudah satu jam ini memberikan ilmu komunikasi yang ia miliki.
"Pulang, yuk!" Suara Icha, membuyarkan semua lamunan nakal dari pikiran Amelia.
"Hem, ganggu aja, deh," gerutu Amelia pada sahabatnya itu.
Icha mengerutkan keningnya melihat gerutuan Amelia. Namun Icha tahu maksud dari gerutuan sahabatnya itu, Icha sudah mengetahui jika Amelia memang menaruh hati pada Farhan.
"Masih aja ...? Deketin sono, gih!" goda Icha, terkekeh pelan melihat Amelia yang nampak kesal padanya.
"Gue sadar, gue bukan tipenya. Gue gak berhijab, sholat aja jarang. Ilmu agama gue kurang, ngaji aja dulu pas lagi SD. Itu pun kadang bolos dengan alasan gak enak badan."
Icha tertawa mendengar penuturan Amelia, ia hanya bisa menggelengkan kepalanya. Sedikit merasa kasihan pada Amelia yang kadang jadi tidak waras jika sedang menceritakan kisahnya dengan Farhan. Bagaimana tidak? Amelia hanya bisa bercerita panjang lebar tentang pria itu, sedangkan ia ataupun Farhan tidak pernah menyapa jika kebetulan mereka berpapasan.
Icha berkata dalam hatinya, "Cinta memang ajaib. Bagaimana bisa cinta itu tumbuh hanya dengan melihat orangnya sedang mengajar, keluar-masuk tempat ibadah dan melakukan hal-hal yang memang cukup baik bila dideskripsikan. Namun, tetap saja karakter dan sifatnya tidak tahu bagaimana? Apa itu yang disebut dengan cinta?
Icha tak habis pikir pada sahabatnya itu. Namun memang benar, tidak bisa dipungkiri juga bahwa Farhan memanglah lelaki yang selalu ramah pada setiap orang. Alasan itu pula mengapa lelaki itu memiliki banyak sahabat.
"Mel, kalo dia jodoh lo, pasti dengan sendirinya hati kalian akan bertemu."
"Kalo bukan?" tanya Amelia, putus asa.
"Banyakin istighfar!" jawab Icha, menepuk-nepuk bahu Amelia sambil terkekeh geli.
"Sialan!" pekik Amelia tertahan. Gadis itu langsung membereskan buku-bukunya dan pergi meninggalkan Icha.
Icha tergelak melihat kelakuan Amelia yang menurutnya bodoh itu. Berani mencintai hanya dalam diam.
"Cinta, kok, diam-diam," ledeknya mengejar langkah Amelia yang sudah terlihat menjauh.
Ini cerita baru , semoga kalian suka ya ...
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Surgaku [END][REVISI]
Teen FictionPindah ke aplikasi dreame dengan part yang lebih panjang. Jangan bermimpi untuk memiliki sesuatu yang bukan hakmu, Allah sudah menetapkan takdirmu di dunia ini. Jika kamu memaksakannya itu akan membuatmu terluka. Ingat, apapun yang jadi milikmu wal...