Tangisan Seorang Ibu

3.4K 149 3
                                    

"Apa kamu sudah siap?"

Aisyah menoleh ke arah Farhan, lalu mengangguk kecil. Farhan sudah menceritakan semua perbincangannya dengan Icha mengenai keadaan Amelia. Akhirnya ia memutuskan untuk mendatangi rumah Amelia bersama Aisyah. Aisyah sama sekali tidak menolak ajakan suaminya, tentu karena ada rasa khawatir yang teramat dalam dari hati wanita itu pada keadaan Amelia.

Toktoktok

Suara ketukan pintu terdengar samar-samar. Farhan dan Aisyah menoleh ke arah pintu, padahal baru saja mereka akan bersiap untuk berangkat ke rumah Amelia.

"Biar aku yang buka, Mas," ucap Aisyah. Ia pun segera beranjak menuju pintu untuk menemui tamu yang datang.

Ceklek

Aisyah memutar knop pintu dan membukanya dengan memasang senyum. Senyuman Aisyah berubah menjadi sebuah tatapan bingung. Bagaimana tidak, dia mendapati seorang wanita yang sudah tak muda lagi terisak di depan pintu rumahnya. Wajah wanita yang penuh dengan kesedihan tergambar jelas dengan air mata yang kini membasahi pipinya.

Wanita itu besujud dan meraih kaki Aisyah yang terbalut gamis panjangnya. Tangisan yang kian mengeras, membuat Aisyah seketika berjongkok dan meraih bahu wanita tersebut.

"A-ada apa, Bu?" tanya Aisyah dengan suara pelan.

"Tolong anakku, Nak ... tolong anakku!" ibu itu merajuk dengan tangisan yang kini tumpah dipelukan Aisyah, suaranya menyerak dan tubuhnya bergetar hebat.

"Ayo, Bu, berdiri! kita bicarakan di dalam saja!" Aisyah berusaha meraih tubuh ibu itu dan membantunya berdiri. Aisyah memegang bahunya dan berusaha membopong untuk masuk ke dalam.

"Ayo, Bu, duduk!" Aisyah mendudukan wanita tersebut dengan perlahan. Farhan menghampiri dan mengangkat alisnya, Aisyah mengerti jika Farhan memberi tanda bahwa dia sedang bertanya siapa wanita di hadapannya kini. Namun, Aisyah hanya menggelengkan kepala perlahan.

"Biar aku ambilkan minum ya, Bu." Ketika Aisyah berdiri, dengan segera sang ibu berlari ke arah farhan dan bersujud kembali memegang kaki Farhan dengan sangat kuat seraya berkata. "Tolong Amelia Farhan, tolong dia."

Farhan yang terkejut langsung berjongkok menyeimbangkan tubuhnya dengan wanita bergamis merah itu. Sementara Aisyah hanya terdiam kaku, tenggorokannya terasa mengganjal, dadanya sesak, air matanya turun secara perlahan .

Astagfirullah hal adzim. Lantunan istighfar terus ia ucapkan dalam hatinya. Dia berusaha kuat menahan tubuhnya yang melemah. Aisyah tak menyangka jika kini ibu dari seseorang yang akan ia temui sudah berada di hadapannya, dia merendahkan dirinya dan bersujud kepada seorang laki-laki hanya untuk menolong seorang anak yang hatinya terluka .

Ratna. Ibu dari Amelia, kini memegang kedua pipi Farhan dan menatap matanya dengan tatapan sendu.
"Menikahlah dengan putriku," ucap Ratna dengan terisak.

Farhan tak mampu berkata apa-apa, yang ia lakukan hanya menatap Aisyah yang memegangi dadanya dan meneteskan air mata kesedihan. Farhan mengarahkan matanya kesembarang tempat, kini pikiran pria itu berada pada pilihan yang teramat sulit. Dalam hati Farhan hanya ada satu jawaban, tentu saja dia tidak pernah ingin mengkhianati istri yang sangat ia cintai. Tetapi, bagaimana dengan Ibu yang kini rela bersujud di kakinya? bagaimana perasaannya jika Farhan menolaknya mentah-mentah?

Sementara Aisyah menjatuhkan diri di kursi, kakinya begitu lemas. Tubuh Aisyah lunglai seketika, rasa tak percaya menyeruak dalam batinnya .

Apa ini ujian cinta dalam rumah tanggaku ya Allah? pertanyaan itu kini muncul dalam hati Aisyah. Aisyah di ambang kegelisahan, sebagai istri dia tidak bisa memberi jalan yang terbaik kepada suaminya karena ini akan menyangkut masa depan pernikahan mereka.

"Aku tidak bisa, Bu." Kata-kata itu kini memecah keheningan dalam ruangan yang terasa mencekam. Suara tangisan dari seorang Ibu pecah kembali seketika, tubuhnya tergeletak di lantai begitu saja. Aisyah segera berjalan menggapai tubuh Ratna. sementara Farhan memundurkan tubuhnya beberapa langkah untuk menjauh. 
Aisyah memeluk tubuh Ratna yang mulai melemah, dia mengusap bahunya mencoba menguatkan seraya menahan air mata yang keluar sedari tadi. Dalam keadaan panik, ia tetap mencoba berpikir mencari jalan keluar yang akan di tempuh.

"Kita akan temui Amelia, Bu," ajak Aisyah .

Farhan menoleh ke arah Aisyah dan memberi tatapan kesal. Aisyah hanya mengedipkan kedua matanya memberi tanda jika ia memohon dengan sangat untuk kali ini saja. Pria itu hanya mengacak rambutnya dengan prustasi. Rasanya tak ada pilihan lain lagi jika sudah Aisyah yang meminta.

Astagfirullah, beri jalanmu untuk saat ini, ya Allah. Beri langkah yang terbaik yang harus kami tempuh dengan penuh keikhlasan dan senantiasa atas izinmu.
Farhan tetap melantunkan doa dan harapan dalam hatinya, berharap jika Allah memberi petunjuk dengan sebaik-baiknya.

Kini mereka sudah berada di dalam mobil menuju perjalanan ke rumah Amelia. Dalam mobil tersebut hanya ada kesunyian yang kini menemani.  Sememtara Ratna masih dalam pelukan Aisyah, tangannya mengenggam erat jamari Aisyah. Pandangan Aisyah berada pada sisi jendela, menerawang setiap gerak kendaraan dan mahluk hidup yang berada di luar.

Ya Allah, jika ini sudah jadi ketetapanmu maka ikhlaskanlah aku. Namun, jika ini adalah ujian darimu maka sabarkanlah aku. Aku yakin dan percaya bahwa semua yang telah Kau atur dalam hidup kami itulah yang terbaik untuk kami. Maka jadikan lah sabar dan ikhlas sebagai pegangan hidup kami .

Air mata Aisyah kembali menetes, dia segera mengusapnya secara perlahan. Sementara Farhan memandangi wajah Aisyah lewat kaca atas. Terlihat dengan jelas kegelisahan Aisyah walaupun dia berusaha menyembunyikannya. Farhan tahu dan kenal siapa sosok Aisyah, istri yang mudah rapuh dan selalu berusaha kuat.

Farhan menghela napas berat dan kini bibirnya melantunkan kalimat-kalimat takbir. Dia amat yakin jika pertolongan Allah akan segera hadir pada hamba yang senantiasa melakukan sesuatu dengan menyebut namanya.

****

Kita sudah berada pada puncak masalah  ... Bagaimana menurut kalian, apa cerita ini semakin seru atau semakin membosankan?

semoga kalian tetap setia dengan cerita Bukan Surgaku ini ya. terimakasih ^^

Bukan Surgaku [END][REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang