Amelia sudah berada di salah satu ruangan rumah sakit, dia sudah mendapatkan penanganan yang baik dari dokter. Dokter bilang Amelia hanya kelelahan karena terlalu stres, luka di tangannya pun sudah di obati dan di balut dengan perban. Mereka semua masih berada di luar karena belum mendapat izin untuk masuk dari dokter. Setengah jam telah berlalu, Semua yang menunggu di izinkan masuk. Namun, Ratna masih berdiam merenung dan belum ingin masuk. Aisyah dan Farhan tampak bingung, mereka memutuskan tidak akan masuk jika orang tua Amelia masih enggan masuk ke dalam.
"Farhan ... Aisyah." Panggilan Ratna memecah keheningan di sana. Farhan dan Aisyah segera menoleh ke arah suara.
"Masuklah, Nak. Kalian harus selesaikan masalah ini dengan baik. Ibu pasrahkan semuanya pada kalian." Ratna mendekatkan tubuhnya pada Aisyah, dan meraih kedua tangan wanita itu.
Dia menatap mata Aisyah dengan seksama dan mulai meneteskan air matanya lagi. Sementara Aisyah hanya tertunduk tak mampu membalas tatapan itu. Aisyah melirik Farhan yang tepat berada disampingnya. Pria itu hanya tertunduk tak mampu mengalihkan pandangan.
"Ibu percaya pada Aisyah," ucap Ratna singkat dan berlalu kembali memeluk suaminya yang nampak lebih tegar.
Aisyah meraih tangan Farhan dan memberi senyuman indahnya, kini keduanya saling menatap dan memberi cinta satu sama lain. Aisyah menghela napas berat, ia menarik tangan Farhan perlahan agar mau ikut masuk bersamanya menemui Amelia. Farhan hanya bisa pasrah dan menuruti semua keinginan Aisyah. Farhan percaya jika Aisyah akan melakukan yang terbaik untuk mempertahankan cintanya.
"Assalamualaikum." Aisyah mengucap salam dan disusul dengan salam dari Farhan. Ruangan begitu hening, yang terlihat hanya seorang gadis yang terbaring lemah belum sadarkan diri.
Aisyah duduk di kursi samping ranjang pasien, sedangkan Farhan berdiri di belakangnya. Aisyah menatap Amelia, gadis itu terlihat kurus dengn kantung mata menghitam karena efek kurang istirahat. Mungkin tekanan jiwa Amelia begitu berat, itu membuat ia jadi seseorang yang tak bisa berpikir logis dalam mengambil tindakan.
"Amelia, maafkan aku!" hanya itu yang terucap dari bibir Aisyah. Aisyah masuk ke dalam kesedihannya kembali dan menimbulkan buliran air mata yang kini mulai jatuh. Farhan mengusap lembut bahu Aisyah, lalu wanita itu menarik lembut tangan Farhan sehingga membuat pria itu berjongkok di hadapannya. Perlahan jemari Farhan mengusap lembut pipi Aisyah yang mulai basah oleh air mata.
"Aku mohon, Mas. Kabulkan permintaanku kali ini," pinta Aisyah.
"Aku tidak bisa, Aisyah," ucap Farhan yang cukup paham dengan apa yang di minta istrinya itu.
"Demi membuktikan cintamu kepadaku," tutur Aisyah dengan tatapan serius. Farhan menundukan kepalanya dan berpikir dengan keras. Dia merasa jalannya kini sudah sangat buntu .
"Baiklah, tapi jangan pernah salahkan aku jika suatu saat perasaanku tetap seperti ini!"
Aisyah menutup matanya perlahan mengeluarkan sisa air mata yang sudah mulai reda. Kini kedua insan itu saling berpelukan meleburkan semua perasaan yang terpendam. Keputusan yang tidak mudah, namun semua ada waktunya. Mungkin untuk Aisyah ini hanya tentang sebuah keikhlasan, keikhlasan menerima ujian cinta dari sang maha pencipta. Tapi tidak untuk Farhan, hatinya tidak pernah ikhlas menerima takdir ini. Ia hanya berusaha kuat dihadapan Farhan. Farhan merasa lemah sebagai seorang suami, bahkan ia tidak bisa berpikir dengan bijak dalam situasi seperti ini. Rasa cinta kepada Aisyah membuat ia harus mengalah pada keadaan. Bukan tentang Amelia, tetapi semuanya tentang cinta yang kuat kepada Aisyah.
Kali ini segini dulu ya , insya allah besok partnya panjang atau mungkin dua part . Insya allah ya teman-teman ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Surgaku [END][REVISI]
Roman pour AdolescentsPindah ke aplikasi dreame dengan part yang lebih panjang. Jangan bermimpi untuk memiliki sesuatu yang bukan hakmu, Allah sudah menetapkan takdirmu di dunia ini. Jika kamu memaksakannya itu akan membuatmu terluka. Ingat, apapun yang jadi milikmu wal...