Mengejar Cinta

3.7K 159 9
                                    

Amelia terlihat uring-uringan di kampus, suasana hatinya kini sulit di jelaskan. Pesan yang selama ini ia kirim kepada Farhan tidak di gubrisnya sama sekali. Bahkan sekedar mengucap salampun tak pernah ada jawaban. Icha sahabat Amelia hanya mendengarkan semua ocehan Amelia yang tidak jelas kemana arahnya.

"Harusnya jika dia mengerti agama setidaknya jawab ke salam dari gue."

"Sabar!" jawab Icha dengan mengusap lembut punggung Amelia agar lebih tenang.

"Sabar gimana? lo gak paham sih bagaimana jika ada di posisi gue. Sakit, Cha. Sakit!"
Lama kelamaan suara amelia semakin naik satu oktaf. orang-orang yang berada di sekitarnya mulai berbisik satu sama lain melihat tingkah gadis yang sedang marah-marah tidak jelas itu. Icha hanya tertunduk pasrah menahan malu karena amarah Amelia sudah tidak terkontrol lagi.

"maaf, ya!"

"maaf, ya!"

Icha tersenyum kaku sembari meminta maaf kepada orang-orang yang lewat di hadapannya. Rasanya dia sudah tak ingin mendengarkan lagi semua ocehan dan gerutuan Amelia yang terus berulang. Ini membuat kupingnya terasa begitu sakit.

"Tuhan menyayangimu." Bisik Icha.

Senyuman Icha mengarah pada sosok pria yang di lihatnya dari jauh. Perlahan langkah pria itu mulai mendekat.
Icha menepuk bahu Amelia dan mengarahkan jari telunjuknya lurus tepat ke arah jarum jam.

"Noh, yang lo bicarain lagi jalan ke sini. Samperin, gih!"

Amarah Amelia memudar seketika. Ia melihat Farhan yang berjalan kian mendekat. Amelia bergegas merapihkan dirinya, mulai dari rambut sampai pakaian agar terlihat lebih cantik di hadapan laki-laki itu. Tak lupa senyum yang paling manis dia siapkan sedemikian rupa, berharap Farhan menghentikan langkahnya untuk sekedar menegurnya. Sudah terlihat senyum Farhan yang tergores tipis pada bibirnya. Ya, ini adalah sebuah kesempatan untuk Amelia.

Namun harapan Amelia harus pupus seketika. Farhan yang berjalan melewati keduanya tidak memberikan respon seperti apa yang di ekspetasikan. Ia melangkahkan kakinya dengan memasang wajah datar seolah tak melihat ke sekelilingnya.

Mata Amelia membelalak, mulutnya terbuka. Ia harus menelan pil pahit, karena kenyataannya Farhan bahkan bersikap tak peduli kepadanya.

"HUAHAHAHA."

Di tambah lagi tawa Icha yang begitu lepas membuat Amelia bertambah kesal
Dia menghentak-hentakan kedua kakinya pada permukaan tanah sebagai ekspresi kekecewaan.

"Icha, apaansih?" dengus Amelia.

"Maaf, maaf. kejar sana cinta lo, tuh!"

Tanpa berpikir lagi Amelia langsung mengejar Farhan untuk meminta penjelasan mengapa dia bersikap acuh seperti itu, bukankah Farhan sudah mengenal sosok dirinya walaupun sebetas perkenalan di toko buku. Bagi Amelia itu sudah cukup mewakili perkenalannya. Seharusnya Farhan tidak pantas mengacuhkannya seperti itu.

"Kak Farhan, tunggu!" teriak Amelia

Farhan pun berhenti dari langkahnya. Ia menoleh ke belakang, memperhatikan Amelia yang sedang mengatur nafasnya. Sepertinya gadis itu sedikit kelelahan usai mengejar dirinya.

"Kak Farhan ko gak nyapa aku sih?" suara Amelia cukup meninggi untuk kali ini.

"Oh...maaf, Amel. Tadi aku sedang tidak fokus."

Astagfirullah, maafkan aku ya allah, hamba hanya tidak ingin dia salah paham. Ucap Fahri membatin.

"Kenapa chat ku tidak pernah di balas, Kak? aku tidak pernah bermaksud apa-apa ko. Aku hanya ingin menanyakan mata kuliah yang belum aku mengerti," tutur Amelia dengan wajah yang mulai memelas.

"Apa itu salah ?" tanya Amelia menunduk.

Farhan hanya terdiam sejenak. Ia mulai berpikir, mungkin benar jika dirinya terlalu suudzon pada gadis di hadapannya kini.

Astagfirullah.

Ia merasa tidak seharusnya bersikap seperti ini terhadap orang lain.

"Baiklah, Amel. Nanti sesudah selesai mata pelajaranku kamu boleh menemuiku di kantin kampus, tapi bawa temanmu agar tak ada orang yang berprasangka macam-macam kepada kita." Farhan pun tersenyum dan mengucapkan salam agar tak berlama-lama ada di hadapan Amelia.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsallam." Hati Amelia di buat meleleh seketika dengan ucapan dan senyuman Farhan.

"Yes!" Ameliapun berjingkrak-jingkrak kegirangan dengan rasa tidak percaya. Dia mencubit pipinya memastikan ini bukanlah mimpi.

"aww." Ternyata ini adalah kenyataan. Dia merasa sudah berhasil satu langkah. Tinggal beberapa langkah lagi dan semua akan menjadi kenyataan.

Amelia memandang punggung Farhan yang sudah mulai menjauh dari hadapannya. Dia merasakan perasaan yang begitu hangat menyeruak dalam hati kecilnya, kagum ini sudah berubah menjadi rasa cinta sepertinya.

Aku akan mempercepat langkahku , sampai aku bisa menggenggam tanganmu dari depan .

Gimana menurut kalian cerita ini ?
jika menemukan kata atau alur yang tidak pas , mohon beri masukannya ya :)

Bukan Surgaku [END][REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang