Dilema

4.9K 195 10
                                    

Aisyah sudah sibuk menyiapkan sarapan untuk suaminya yang akan berangkat kerja. Ya, selain mahasiswa Farhan juga sudah bekerja di sebuah perusahaan telekomunikasi dan dia menempati posisi sebagai customer service. Bukan jabatan yang tinggi, tetapi Aisyah dan Farhan sangat bersyukur dengan apa yang di dapatkannya.

Jika mereka bertanya mengapa Farhan punya mobil yang cukup bagus, karena Farhan adalah anak dari keluarga terpandang. Dia bisa saja meneruskan perusahaan orang tuanya, tetapi dia tidak ingin hidup tergantung kepada harta orang tua. Farhan merasa belum mampu menjalankan amanah yang begitu besar sebagai pemilik perusahaan. Maka dari itu Farhan sekolah dengan sungguh-sungguh agar dia bisa menjadi seseorang yang tidak hidup dalam bayang-bayang harta orang tuanya. Mobil yang cukup bagus yang kini selalu ia bawa, itu adalah kado ulang tahun Farhan dari orang tuanya sebelum ia menikah.

"Assalamualaikum, Cantik," sapa Farhan kepada istrinya yang terlihat sibuk menata alat makan.

"Waalaikumsallam, Suamiku."

Farhan sedikit tersenyum geli melihat ekspresi istrinya yang selalu tersipu malu jika dipanggil dengan kata cantik.

"Masih saja malu seperti itu."

"Sudah jangan dibahas!" pungkas Aisyah. Ia menggigit bibir bawahnya menahan senyum.

Aisyah sudah selesai dengan aktifitasnya. Lantas ia mengarahkan pandangannya ke arah Farhan dan menatapnya dengan saksama.

"Aku mau minta izin pergi ke cafe menemui sahabatku Annisa. Bolehkan, Kak Farhan?" Aisyah balik menggoda Farhan, ia selalu mengingat kejadian di toko buku kemarin, itu membuatnya tersenyum sendiri.

"Jangan seperti itu, Aisyah! boleh, tapi pulanglah tepat waktu!" sambungnya.

Aisyah tertawa perlahan karena tak tega melihat raut wajah suaminya yang terlihat malu.
"Insya Allah, aku pulang tepat waktu."

Farhan mulai mengunyah roti yang diberikan Aisyah, ia mulai melirik jam tangannya dan ini waktunya untuk ia berangkat kerja.

"Aisyah aku berangkat dulu, ya. Beri kabar jika terjadi hal apa pun!"

Aisyah segera meraih tangan suaminya dan mengecup punggung tangannya. Setelah itu, Farhan mengarahkan kepala istrinya untuk saling berhadapan dan mengecup keningnya dengan lembut.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsallam, hati-hati!"

°°°

Terik matahari mulai menyengat di luar sana, kini Aisyah sudah berada di tempat yang sudah dijanjikan oleh sahabatnya. Sembari menunggu, Aisyah memainkan ponsel untuk sekedar membaca Novel di wattpad.

"Aisyah!" panggil salah seorang wanita yang memasuki pintu Cafe.

Aisyah mengangkat wajahnya untuk menoleh ke arah sumber suara. Lantas ia tersenyum ke arah seorang gadis yang mengenakan kaus hitam berlengan pendek dan celana jeans berwarna navi. Aisyah pikir tadi itu suara Annisa. Ternyata ia salah, itu adalah Amelia. Gadis yang ditemuinya kemarin di toko buku.

"Assalamualaikum, Amelia," ucap Aisyah.

"Waalaikumsalam. Maaf, aku lupa mengucapkan salam saking senangnya bertemu dengan Aisyah."

Bukan Surgaku [END][REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang