Part 26

14.5K 734 57
                                    

Dua hari pasca kemarahan besar yang terjadi dalam apartemen akibat ulah Vella, Jorge baru akan masuk ke kantor. Hal itu juga di sebabkan karena kemarin hari minggu, sehingga ia memilih tak mau pergi ke mana-mana.

Seharian kemarin ia pergunakan untuk terus menjalankan rencananya agar Vella dapat segera mengandung, dan tentu saja hal tersebut di lakukan setelah ribuan permintaan maaf Jorge ungkapkan atas kebodohannya menyakiti sang kekasih.

Apakah Vella memaafkan kesalahan Jorge? Tentu saja ia memaafkannya. Akan tetapi itu tak membuat Vella berhenti memikirkan perkataan Liely Fransiska, tentang jodoh terbaik bagi anak semata wayangnya.

Sehingga hari ini Vella berniat melakukan hal lain, agar rencana secepatnya hamil itu gagal terlaksana.

"Sayang, kamu yakin bakalan di antar Jimmy aja ke kampus?" tanya Jorge, berdiri di depan Vella yang sedang mengikat dasi di lehernya.

"Bukannya kamu yang nyuruh dia buat awasi aku 24 jam? Kenapa masih tanya kayak gitu lagi?" sindir Vella secara halus.

"Ya, bukan gitu maksudnya. Tapi--"

"Tapi apa? Ngeles aja. Udah lah sana ke kantor. Nih, dasinya udah jadi. Aku hari ini ada kuis sama mau ngumpulin tugas yang kemarin. Untung aja Meisya mau kasih contekan, jadi tinggal aku copy paste. Coba kalau nggak? Aku telan kamu hidup-hidup!" kesal Vella membalikkan tubuhnya.

"Sayanggg... Maafin aku ya? Kan itu demi kelancaran rencana kita biar kamu cepat hamil dan--"

"Kita? Kamu aja kali. Bukan aku!" sanggah Vella berusaha melepaskan pelukan Jorge.

Pria dua puluh lima tahun itu pun tertawa keras, akibat gerutuan Vella yang masih saja tidak suka dengan ide cepat hamil tersebut.

"Kamu kalau ngambek makin cantik deh, Sayang."

"Gombal! Lepasin, ichhh..." rengek Vella, tapi Jorge semakin mengeratkan pelukannya.

"Satu kali lagi yuk, Sayang? Morning seks. Mau ya? Nih, si junior udah on the way keras maksimal," bisik Jorge tepat di telinga Vella.

Ia bahkan segera menjulurkan lidahnya di daun telinga Vella, dan memulai aksi nakalnya.

"Gegeee... Achhh... Nanti aku terlam-- Oughhh..." desah Vella tak kuat menahan geleyar nikmat yang Jorge ciptakan.

Ia bahkan semakin pasrah ketika Jorge mengiring kakinya ke tempat tidur, dan juga tak kuasa lagi menahan segala serangan saat satu persatu pakaian yang melekat di tubuhnya terlepas begitu saja.

"Oughhh..."

Erangan bahkan terus saja terdengar di seluruh penjuru kamar dan tentu saja itu adalah bunyi yang berasal dari pita suara Vella.

"Kamu harus cepat hamil, Sayanggg... Slruppp... Sstttt..." lirih Jorge terus memainkan lidahnya di lubang nikmat Vella, "Aku ingin kita menikah secepatnyaaa... Ughhh... Sayanggg..." lanjut Jorge lagi-lagi melontarkan harapan di sela aktivitas panas itu.

Maka jelas hal tersebut adalah mimpi buruk untuk seorang Liely Fransiska, yang ternyata saat itu sudah berada di apartemen anaknya bersama Jimmy.

"Tuh, Nyonya. Saya bilang juga apa, kan? Nggak baik Nyonya paksa saya untuk masukin password pintu apartemen ini. Jadinya 'kan Nyonya jadi lihatin Boss lagi--"

"Ssttt... Diam kamu, Jim! Jangan sok nasehatin Saya!" kesal Liely, di depan pintu kamar yang sempat ia buka untuk mengintip tadi.

"Ye, Nyonya. Gitu aja kok marah sih? Mendingan Nyonya pulang aja deh. Bos sama Vella itu udah nggak biaa dipisahkan lagi, Nya. Udah sampai main tusuk-tusukan gitu malah. Kalau dulu sama si Noni kan belum. Jadi jatohnya si Bos ketagihan kali, Nya. Mendingan di nikahin aja biar Nyonya cepat punya cucu. Lagian juga Vella masih perawan kok pas di tusuk. 'Kan saya yang bawa sprai-nya ke tempat laundry jadi saya nggak sengaja lihat waktu itu," cerita Jimmy cengegesan.

I LOVE YOUR MOUTH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang