Jorge Luis de Olmo dan Felicia Vella, kini sedang sibuk mengemasi beberapa barang bawaan dari apartemen yang selama ini menjadi saksi letupan cinta keduanya.
Satu minggu ini hubungan keduanya sudah mulai membaik. Namun tali cinta itu masih seperti kemarin dan rencana pernikahan yang Jorge paksakan ke Vella, sama sekali tidak terlaksana karena si cantik berjanji untuk tidak mau ambil pusing lagi dengan berbagai ocehan buruk Ibu kandung kekasihnya itu.
Ia bahkan meminta Jorge untuk berpindah kampus dan juga tempat tinggal, lalu sang CEO pun segera menyetujui usulan kekasihnya dengan alasan agar aman dari gangguan Nyonya Liely Fransiska.
Alhasil, Universitas Gunadarma dan Rusunawa Tapos di Depok--tempat Jimmy menetap dengan keluarganya-- adalah pilihan yang Jorge ambil untuk si pujaan hati.
Maka itu kini keduanya sibuk membenahi ruangan di salah satu Rusunawa yang sudah berhasil Jorge beli, dengan tujuan agar mereka betah berada dalam hunian yang tidak terlalu besar seperti apartemennya dulu.
"Kamu janji hari ini pulang ke rumah 'kan, Ge?"
"Iya, Sayangnya akuuu... Dari atas pagi itu aja terus yang kamu omongin. Tanyain kapan jatah aku kamu balikin lagi kek. Egh, ini malah cepat-cepat aku disuruh pulang ke rumah Mama. Emang kamu nggak kangen sama si junior apa?" sahut Jorge dan Vella memutar bolanya.
"Nggak ada jatah-jatahan lain selain mulut aku lagi. Inget kan janji kita apaan? Pacaran yang sehat, sampai aku selesai kuliah dulu baru boleh main tusuk-tusukan lagi dan hanya cukup mulut aku aja yang puasin kamu atau kita put--"
"Nggak mau putusss... Kamu jahat banget deh, Say. Aku 'kan pengennn... Kita cobain sekali lagi di tempat baru ini, yuk? Secelup aja dehhh... Mau, ya?" rayu Jorge dan Vella segera menggelengkan kepala.
"Aku pulang aja deh ke Surabaya kalo git--"
"Egh, nggak jadi dehhh... Nggak jadiii... Aku becanda aja," potong Jorge menaikan dua ruas jarinya ke udara.
Satu senyuman manis pun terbit dari bibir Vella, dan satu cubitan gemas juga ikut ia berikan pada kekasihnya, "Nah, gitu dong. Pacaran yang seee...?"
"Hattt..." jawab Jorge seraya mengaitkan jadi kelingkingnya di jari kelingking Vella.
Keduanya pun tertawa lebar, namun pandangan mata Jorge terjatuh pada dua payudara Vella yang terlihat sedikit berubah.
"Say, itu kamu kok kayak gedean dikit ya?"
"Itu apaan?" bingung Vella.
Ia lantas menatap ke arah jari telunjuk Jorge yang mengarah ke tubuhnya, dan secepat kilat menghadiahkan sang CEO pukulan bertubi-tubi.
"Dasar otak mesummm... Baru aja aku bilang pacaran harus sehattt... Masih aja ingetnya ke situ-situ juga!"
"Ampun, Sayyy... Tapi ini tuh beneran aneh. Soalnya--"
"Apaan soalnya? Ya iyalah makin gede! Orang kamu remas sama kenyotin terus. Gimana nggak gede?!" kesal Vella, membalikkan badannya.
Gelak tawa dari pita suara Jorge pun kembali terdengar, dan kali ini benar-benar lebih nyaring ketimbang kekehan sebelumnya.
🍃🍃🍃
"Gegeee...!? Kamu ke mana aja, Sayanggg..." teriak Liely Fransiska, dari lantai dua rumahnya.
"Mammm... Awas jatuhh...! Astagaaa...!"
Secepat kilat ia berlari menuruni anak tangga, dan Juan histeris melihat tingkah sang Istri.
"Gege... Ya ampun, Sayang! Mama kang--"
"Gege capek, Ma. Nanti aja ya bicaranya? Gege mau tidur!" ketus Jorge mencoba menghindari sang Ibu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOUR MOUTH [END]
RomanceCinta datang tiba-tiba tanpa bisa ditebak. Kata-kata itu tampaknya kini bernaung dalam perasaan Jorge Luis de Olmo, seorang CEO muda yang sejak dulu selalu menganggap wanita adalah pelampiasan hasrat seksualnya. Kecintaan pada oral seks sejak remaj...