"Oh, shit! Ayo, Sayang ... Ugh ... Ini enak banget! Ya, seperti itu, Sayang! Pakai lidahmu! Ough, ssttt ..." desah seorang pria berusia dua puluh lima tahun bernama Jorge Luis de Olmo.
Ia terus saja memegangi kepala wanita yang sedang memberikan kenikmatan surga dunia, kesukaannya. Namun, satu insiden tak diinginkan tiba-tiba saja terjadi di sana.
"Argh! Sialan, lo! Sakit, Goblok!" teriak Jorge yang langsung saja menjambak kepala si wanita pekerja seks komersial tersebut.
"Ampun ... Lepaskan! Ampun! Tolong lepaskan—"
"Bego! Udah gue bilang jangan pakai gigi, kan? Argh! Kenapa lo masih pake gigi aja, hah?! Lo sengaja, kan biar gue suruh cepat pulang?! Bego banget, sih, lo jadi cewek! Dasar sialan!" amuk Jorge mengeluarkan sejumlah caci dan makian, bahkan ia juga tak segan untuk semakin keras menjambak rambut wanita tersebut.
"Argh! Ng-nggak, Om! Gue—"
"Cuih! Apa lo bilang tadi? Om? Sejak kapan gue nikah sama Tante lo, hah?!" potong Jorge mendorong wanita itu, hingga terjerembap ke lantai kamar hotel yang dingin.
Jorge pun secepat kilat menurunkan seluruh celana berbahan kain, yang kala itu hanya terbuka sebatas lutut saja, dan kembali menjambak rambut si wanita bayaran.
"Cepat lo keluarin punya gue sekarang! Isap cepat, Goblok! Ough, yes!" teriak Jorge langsung memasukkan kejantanannya di dalam mulut sang wanita.
"Emph! Emph!"
Wanita itu hanya bisa mengeram dan menahan perlakuan gila Jorge di sana. Tak ingin disiksa lagi dengan sejumlah hal-hal menakutkan, ia pun mengikuti perkataan Jorge, dan berusaha membuka lebar-lebar rongga mulutnya. Dirinya juga menumpu tubuhnya, yang sedang berlutut di depan pangkal paha Jorge dengan kedua tangan.
Sementara itu Jorge sendiri, sibuk menjambak rambut panjang sang wanita, dan memaju mundurkan kepalanya seperti seorang hamba yang mendapat hukuman.
Sampai menit ke delapan Jorge belum juga merasakan hal nikmat yang sedari tadi ia cari. Namun, pada akhirnya di menit ke Sembilan, pria itu mendesah juga.
"Ough ... Yeach ... Jangan pakai gigimu, Sayang! Good! Terus ... Ya! Seperti itu, Sayang ... Ough, yes!" racau Jorge tak karuan.
Seluruh ruangan kamar hotel itu, kini hanya berisi teriakkan nikmat Jorge. Ia pun mulai dapat menikmati permainan oral seks yang sejak masa remaja selalu menjadi kegemaran utamanya, tetapi dirinya kembali berbuat kasar pada wanita bayarannya, karena hal yang sama seperti tadi terulang kembali.
"Argh! Brengsek lo! Gue udah bilang jangan pakai gigi sialanmu itu, kan? Kenapa masih aja lo pakai lagi, hah?!" teriak Jorge mendorong sang jalang hingga membentur tembok, "Lo emang sengaja, kan? Lo pengen buat gue marah, kan? Jawab, Bego! Dasar sialan!"
Plak!
Sampai-sampai satu tamparan terlepas begitu saja dan saat itu juga wanita pekerja seks komersial tersebut pingsan, setelah tubuh kecilnya terlebih dulu membentur tembok.
"Heh, bangun! Lo budeg ya? Gue bilang cepetan bangun, Cewek Tolol!" bentak Jorge menjamah wanita itu.
Namun, Jorge tak juga mendapatkan balasan dari amarah yang sudah dilontarkannya, sehingga sekali lagi ia memuntahkan kekesalannya.
"Shit! Dasar germo setan! Cewek bego begini dikasih ke gue! Lihat aja lo nanti. Gue bakalan hancurin bisnis sialan lo ini!" amuk Jorge yang langsung melangkah ke meja nakas, di samping tempat tidur.
Di sana Jorge pun mengambil ponselnya dan mulai menghubungi Germo yang sekitar tiga jam lalu sudah bertransaksi dengannya.
Tut tut tut tut tut
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOUR MOUTH [END]
RomansCinta datang tiba-tiba tanpa bisa ditebak. Kata-kata itu tampaknya kini bernaung dalam perasaan Jorge Luis de Olmo, seorang CEO muda yang sejak dulu selalu menganggap wanita adalah pelampiasan hasrat seksualnya. Kecintaan pada oral seks sejak remaj...