The Love Bank

FIVE

Christian turun dari kamar nya di lantai dua, para pelayan muda di rumah itu terpana melihat ketampanan boss nya, Yahh.. Christian memang begitu memukau dalam balutan apapun, walau memakai "Karung goni" yang di jadikan baju pun dia akan tetap bersinar, mata coklat hazzel nya begitu memikat.

Apalagi pagi ini Chris sudah rapi memakai setelan jas biru dongker senada yang harga nya bisa membeli sebuah kendaraan bermotor.

Tidak biasanya Chris sudah siap kerja pada jam ini, biasanya dia akan sarapan dengan piyama tidur atau hanya dengan kaos dan boxer, untuk masalah pergi kantor dia akan pergi pada siang bahkan menjelang sore, mengingat dia tidak menyukai pekerjaan kantoran itu.

Tapi mulai hari ini dia akan menjalankan kemauan orang tua nya, dan memang mungkin sudah saat nya untuk berfikir dewasa setelah 27 tahun ini dia habis kan untuk bersenang-senang.

Mansion nya hanya 3 Lantai, di lantai pertama tidak ada kamar tidur, namun memiliki meja makan besar dengan 10 Kursi, padahal penghuni inti dirumah ini hanya 4 orang, Steven, Lucy, Christian, dan Charlotte tetapi sudah dua tahun ini Charlotte adik perempuan Chris tidak tinggal dirumah, dia kuliah di New York.

"Kita akan ke kantor pusat dulu"
Christian bicara pada supirnya kemudian masuk ke dalam mobil.

"Baik tuan" ucap supirnya.

Dalam 20 Menit Chris tiba di Kantor pusat "Alexcy Land Development" salah satu gedung pencakar langit yang memiliki 37 Lantai.

Setiap karyawan yang berpapasan dengan Christian menunduk hormat pada nya, tapi jangan kan tersenyum, Chris bahkan tak menganggap mereka ada.

Ice Man, itulah panggilan yang cocok untuk Chris.

Chris menekan tombol 36 sebelum pintu lift khusus itu tertutup, di gedung ini tersedia tiga lift, dua untuk karyawan biasa, dan satu untuk para pejabat tinggi Alexcy grup.

Ruangan Ayah nya Ada di lantai 36, karena lantai 37 bukan lah ruangan melainkan landasan untuk Helicopter, jadi lantai ruangan paling atas adalah 36, ruangan Presiden Direktur Alexcy Grup.

Chris melewati meja sekertaris ayahnya yang berada di depan ruang orang nomor satu di perusahaan itu, Well Chris adalah orang ke tiga setelah Lucy, dan Charlotte dalam daftar orang yang tak perlu membuat agenda pertemuan hanya untuk bertemu Presdir Perusahaan ini.

"Klek" Suara pintu di buka, Steven tengah sibuk dengan Laptop nya, kemudian melirik Chris yang muncul dari balik pintu.

   "Kau benar-benar serius dengan perkataan mu Chris?" ucap Steven, lelaki tua itu sedikit menurun kan kaca mata nya di hidung dan menatap Christian dengan tatapan ragu.