FOURTEEN

10.4K 391 1
                                    

   "Mamaaaaa.... Ara rindu, setidak nya mama pulang sebentar saja untuk melihat ku yang sudah mulai bekerja ma"

Setelah pulang dari kantor nya, Tiara yang bahkan belum melepas pakaian kerja nya langsung menelpon ibu nya yang belum juga pulang sejak hampir satu bulan, Tiara sangat merindukan ibu nya dan juga Teresa adik perempuan nya yang selalu menjadi teman bertengkar nya jika di rumah.

    "Maaf kan mama Ara, seperti nya mama tidak bisa lagi pulang ke jakarta, kakek mu sudah mengurus kepindahan mama dan Adikmu,  Teresa akan pindah sekolah juga disini, kakek mu telah mengurus semua kepindahan mama dan Teresa bahkan tanpa sepengetahuan mama"

Tiara yang tadi nya sedang merebahkan diri di ranjang nya, seketika langsung merubah posisi menjadi berdiri sambil membelalakan kedua mata bulat nya.

  "Apaaa?? Mama dan Tere akan pindah ke sana? lalu bagaimana dengan ku ma? memang nya apa yang terjadi, kenapa kakek membuat keputusan seperti itu?" Teriak Tiara dari balik telepon, tanpa disadari nya ia telah mondar-mandir di dalam kamar nya sambil terus menelpon.

  "Kau tahu kakek mu sudah mulai sakit-sakitan, dia butuh seseorang yang harus berada di samping nya, usaha batik nya juga sering terbengkalai, apalagi semenjak nenek mu meninggal kakek menjadi sedikit tertutup Ara, mama juga menyetujui keputusan nya karena mama tidak ingin terjadi apa-apa dengan kakek mu"

Tiara menghela nafas, sambil menutup kedua mata dengan tangan nya, Tiara sedikit merasa frustasi dengan kabar ini, bagaimana mungkin Tiara bisa berpisah dengan ibu dan adik nya, selama ini jika berpisah dari Ayah adalah hal biasa, namun berpisah dengan ibu adalah hal sulit bagi nya, ibu nya adalah Rumah kedua bagi Tiara. lalu adik kecil nya Teresa, adalah penghibur dan penyejuk bagi Tiara.

    "Lalu bagaimana ku mam.." Tiara menjawab ibu nya dengan nada lirih, cukup menjelaskan bahwa Tiara tidak bisa merelakan keputusan itu.

   "Maaf kan mama sayang, mama harap kau bisa mengerti, mama yakin kau sudah cukup dewasa untuk menjaga dan mengurus dirimu walau tanpa mama, dan mama tau kau gadis yang kuat sayang" ucap ibu nya mencoba menenangkan Tiara yang gelisah akan keputusan nya.

Jika saja pekerjaan nya tidak membuat perjanjian kontrak yang mengikat nya selama satu tahun, mungkin Tiara bisa mengundurkan diri dan memilih untuk tinggal bersama ibu dan adik nya disana, hanya saja Tiara telah terikat kontrak dengan pekerjaan itu.

    "Halo.. kau masih disana ara?" Tanya ibu nya karena Tiara tidak juga bersuara.

   "Iya ma, aku.. aku hanya merasa keadaan ini semakin sulit bagiku, banyak hal belakangan ini yang ingin aku ceritakan pada mama" ucap Tiara dengan pelan.

  "Hffff.." Ibu Tiara menghela nafas dia sadar Tiara sedang membutuhkan nya saat ini. "Mama minta maaf sayang, kalau kau ada waktu libur dari pekerjaan mu, berkunjung lah kemari, kakek akan sangat senang melihat mu" Ucap ibu nya mencoba menenangkan Tiara.

  "Iya ma" Jawab Tiara datar.

Setelah mandi dan mengenakan pakaian tidur piyama panjang bermotif panda kesukaan nya, Tiara merebahkan tubuh di atas ranjang nya yang hangat, sambil memeluk guling Tiara mengingat ucapan ibu nya saat di telpon tadi, bahwa jika ada waktu Tiara harus berkunjung ke semarang,

Bagaimana aku punya waktu luang mam, aku sudah terlibat perjanjian dengan seorang pria gila yang bahkan tidak memberiku libur sabtu dan minggu untuk merawat luka kecil nya yang tak penting !

                                   —————

Trust Bank, 11.00 AM

Pagi ini Tiara menjalankan pekerjaan seperti biasa, bersyukur tidak ada komplain berarti dari nasabah-nasabah yang di temui nya hari ini, Tiara hanya melayani pembuatan rekening dan pekerjaan kecil lain nya, membuat Tiara sedikit bernafas lega.

The Love BankTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang