Prolog

3K 212 26
                                    

Nowon District Hospital, Seoul
27 Desember 09:00AM

Seorang gadis meletakkan sebuah kue ulang tahun diatas meja di sebuah kamar rumah sakit. Gadis itu tersenyum menatap adiknya yang tengah terbaring di ranjang rumah sakit, dengan selang infus serta beberapa alat penopang hidup lainnya yang terpasang pada tubuhnya, denging detak jantungnya terdengar beraturan pada alat pendeteksi jantung.

“Jiheon–a, kau ingat hari ini ulang tahun siapa?” kata gadis itu pelan, menggenggam sisi tangan kanan adiknya. “Hari ini ulang tahun Gyuri, apa kau ingat dengan calon kakak iparmu yang bodoh itu?” ujarnya lirih, berharap adiknya dapat mendengar semua yang ia katakan. “Kita memang tidak bisa merayakan ulang tahun bersamanya. Tapi hari ini, unnie ingin merayakan ulang tahun Gyuri bersamamu disini.”

Gadis itu kemudian berdiri, beranjak menyalakan korek api nya, mengarahkan korek itu pada beberapa lilin yang terpasang diatas kue.

Gadis dengan name tag 'Roh Jisun' pada seragam kerjanya itu tersenyum ketika semua lilin menyala, ia memejamkan matanya perlahan– seolah hendak membuat sebuah permohonan. Ia kembali membuka mata perlahan setelah beberapa saat, bibirnya menarik seulas senyum. “Selamat Ulang Tahun, Jang Gyuri—”

Detik berikutnya, ia meniup semua lilin yang menyala hingga semua lilin- lilin itu padam.

.

.

.

Lee Enterprise, Seoul
27 Desember 09:15AM

“Surprise!!!”

“Saengil Chukkahamnida, saengil chukkahamnida, saranghaneun Jang Gyuri~ Saengil Chukkahamnida—”

Seorang gadis terlonjak kaget begitu ia membuka pintu ruang kerjanya dengan confetti yang berjatuhan mengenai rambutnya, ia terkejut mendapati beberapa sahabatnya berada di dalam sana menyambutnya dengan sebuah lagu selamat ulang tahun– sementara sebagian dari mereka meniup terompet, dan seorang gadis berambut pendek tersenyum membawa sebuah kue ulang tahun untuknya.

Benar, hari ini ia berulang tahun.

“Apa kau terkejut, kak?” seorang gadis bertubuh tinggi menghampirinya, ia menarik pelan tangan gadis itu. “Ayo ayo, kau harus membuat permohonan dan meniup lilinmu sekarang,”

Seperti kehabisan kata-kata, gadis itu menuruti apa yang dikatakan si gadis tinggi padanya. Ia berdiri di hadapan gadis berambut pendek yang memegang kue ulang tahun untuknya.

“Omo, Chaeyounga— kau membuat Gyuri gugup,” seru salah seorang gadis berambut panjang dengan warna dark brown, pada si gadis bertubuh tinggi.

“Dia hanya speechless,” balas Lee Chaeyoung, si gadis bertubuh tinggi pada Park Jiwon, gadis yang sedang berbicara dengannya.

“Ayo, tiup lilinnya, Gyuri–ya.” kata gadis berambut pendek, menatap Jang Gyuri, gadis yang sedang berulangtahun.

“Bagaimana bisa kau ada disini sekarang sedangkan kau bilang padaku semalam kalau kau masih berada di Sydney?” Jang Gyuri tersenyum mengusap kepala kekasihnya, Lee Saerom– gadis cantik dengan tatanan rambut pendek yang menawan.

“That's a secret.” desis Saerom pelan, “Tiup lilinnya, sekarang—” ia tersenyum. “Don't forget to make a wish,”

Jang Gyuri sedikit menunduk, mensejajarkan diri di hadapan Saerom. Ia memejamkan matanya perlahan, membuat sebuah permohonan dalam hati. Beberapa saat kemudian ia kembali membuka mata, lalu meniup dua batang lilin dengan angka '23' diatasnya sampai kedua lilin itu padam.

“Terimakasih, Saerom–” ucap Gyuri pelan, berbisik di telinga kekasihnya.

“Selamat ulang tahun, sayang.” kata Saerom, mengecup pipi Jang Gyuri.

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang