Suara seorang suster mengetuk pelan pintu ruangan seorang dokter cantik yang sedang duduk menghadap ke arah jendela dengan tatapan menerawang. “Masuklah suster Choi—” ucapnya.
“Dokter Kim, sore ini ada seseorang yang sangat ingin bertemu dengan anda,” kata Suster Choi.
“Siapa?”
“Nona Park Jiwon,”
.
.
.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PROMISE
“Yakh Jang Gyuri, bisa–bisanya kau menonaktifkan ponselmu saat aku akan meneleponmu!” gadis itu melepas pelukannya, melingkarkan tangannya di leher Gyuri.
“Mwoya? Apa–apaan itu,” Lee Saerom nyaris saja melemparkan sepatu nya ke arah Gyuri, beruntungnya ada Kwon Eunbi yang sedari awal sudah mencoba meredam amarah Saerom saat melihat gadis asing itu mencium pipi Gyuri, memeluk Gyuri sembarangan.
“Tenanglah,” kata Eunbi memegang kedua pundak Saerom, menenangkan calon sepupunya itu.
Gyuri memejamkan matanya berusaha melepas tangan gadis itu dari lehernya, “Bisa tidak jangan berlebihan begini? Astaga, semua orang melihat ke arah kita sekarang. Lepaskan—” desis Gyuri mencoba menurunkan tangan gadis itu yang melingkar di lehernya. Demi apapun, mereka seperti dua orang yang akan berciuman sekarang karena gadis itu sedikit berjinjit seolah akan mencium Gyuri sambil tetap melingkarkan tangannya di leher Gyuri. Ia berbisik di telinga Gyuri, “Biar saja, aku ingin mempermalukanmu memang!” lalu gadis itu menginjak keras sepatu Gyuri.
“AWW!!!” Gyuri berteriak mengaduh kesakitan. “Mwoya!!!” gertak Gyuri lantang, mengangkat satu kakinya yang kesakitan.
“YAKH JANG GYURI APA KAU PIKIR LUCU HAH? BUKANKAH AKU SUDAH BILANG JEMPUT AKU DI BANDARA INCHEON PAGI INI. KENAPA KAU MALAH MENYURUH ORANG LAIN MENJEMPUTKU DI BANDARA? APA KAU SUDAH TIDAK MENGHARGAI AKU SEBAGAI KAKAKMU LAGI?” Suara gadis itu terdengar cukup keras hingga membuat seluruh karyawan yang berada di cafetaria, menoleh ke arah mereka dengan tatapan terkejut. Sementara gadis itu sedang memukulkan tasnya berulang kali ke arah Gyuri, “Kenapa kau sekarang jadi sangat menyebalkan begini! Dasar bodoh!” umpatnya pada Gyuri.
Kwon Eunbi dan Lee Saerom saling bertukar pandang, menatap satu sama lain dengan wajah bingung. “Kakak???”
Park Jiwon mati–matian menahan gelak tawanya, melihat ekspresi Gyuri dari kejauhan. Jiwon tidak menyangka momen yang sudah lama tidak ia lihat sejak lima tahun yang lalu, sekarang dapat ia lihat kembali.