#22 - kejujuran yang menyakitkan

971 133 13
                                    

Author: Idew Hwang
Instagram: idewsmile




.

.

.






“Tidak makan dulu?”

Gyuri menatap punggung calon adik iparnya yang baru pulang itu dengan bingung, wajah kusut, seragam lusuh, tidak ada senyuman di sana— bahkan ketika Saerom mengajaknya bicara, si jangkung itu tak menoleh pada sang kakak sedikitpun.

“Aku sudah makan di luar,” jawabnya singkat, berjalan menenteng tasnya di punggung. Ia melangkah melewati pijakan tangga satu persatu, menuju kamarnya yang terletak di lantai atas.

“Dia kenapa?” tanya Saerom setengah berbisik, meletakkan garpu yang ia pegang lalu menatap ke arah Gyuri bingung.

“Dia memang sudah kenyang mungkin?” jawab Gyuri menaikkan sebelah alisnya.

Saerom berusaha memaklumi arti tatapan itu. Mungkin adiknya memang sedang lelah? Tetapi ia menangkap sikap aneh dari raut wajah Lee Chaeyoung, seperti ada sesuatu yang terjadi. Tapi apa?

“Lanjutkan makanmu,” tegur Gyuri.

Saerom mengangguk, “Ne.”

Mereka berdua melanjutkan makan malam hari itu seperti biasa, tidak ada rasa curiga atau apapun. Satu hal yang tidak mereka ketahui pada hari itu adalah,

Perasaan Chaeyoung sangatlah terluka.

.

.

.



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


PROMISE

“Jadi sekarang kau punya teman baru?” lengkingan suara Jiwon membuka percakapan di ruang makan pagi itu, ia mengunyah roti bakar buatan Jiheon dengan sangat hati-hati sambil tersenyum menatap Jiheon.

“Namanya Kim Doyeon,” sahut Jisun yang barusaja duduk bergabung di ruang makan. Ia menyesap susu cokelat hangat miliknya, “Mereka berdua sering bertemu di perpustakaan apartmen.“

“Ah? Doyeon? Aku tahu anak itu. Dia adik tirinya Kim Sejeong, salah satu penghuni gedung apartmen ini. Jadi kalian berdua berteman?” tanya Jiwon memastikan.

Jiheon mengangguk malu-malu, “Kami bertemu beberapa kali,”

“Aku senang mendengar hal itu. Setidaknya Jiheon tidak akan bosan–” komentar Jiwon.

Jisun mengangguk, “Aku juga setuju denganmu, Jiwon–ah.” ia tertawa pelan.

“Kalau kau memerlukan sesuatu, katakan saja padaku, Jiheon. Kakak akan membantu apapun yang kau butuhkan,“ kata Jiwon.

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang