“Jiwon–ah, apa kau tau dimana Gyuri? Sudah satu minggu, dia tidak memberi kabar padaku. Ponsel Gyuri juga tidak aktif—” tanya Jisun pada Park Jiwon, yang barusaja masuk ke ruang kelasnya di kampus.
Alis Jiwon bertaut, “Gyuri?”
Jisun mengangguk, “Apa kau tau dimana Gyuri sekarang? Apa dia baik–baik saja. Aku sangat khawatir,”
Jiwon mengangkat bahu, “Aku tidak tahu dimana Gyuri. Mungkin dia sedang sibuk atau semacamnya,” kata Jiwon.
Jisun terdiam sebentar mendengar ucapan Jiwon. Ada begitu banyak pertanyaan yang ingin ia tanyakan pada Jiwon, tetapi ia mengurungkan niatnya untuk bertanya lebih banyak karena sepertinya Jiwon benar-benar tidak tahu dimana keberadaan Jang Gyuri.
“Jangan terlalu mengkhawatirkan Gyuri. Dia orang yang bisa di andalkan, aku pikir Gyuri sedang sibuk atau mungkin dia sedang ada pekerjaan paruh waktu.” tegas Jiwon menenangkan Jisun.
Jisun tampak tenggelam dengan pemikirannya sendiri usai mendengar penuturan Jiwon padanya, mungkin benar apa yang dikatakan Jiwon padanya, bisa saja Gyuri memang sedang sibuk atau sedang mengerjakan sesuatu.
“Mungkin kau benar, dia sedang sibuk sepertinya,” kata Jisun setelahnya meskipun nada bicaranya terdengar ragu.
“Aku yakin, dia akan menghubungimu jika dia sudah tidak sibuk– jangan khawatir padanya,” kata Jiwon.
Jisun mendongak menatap Jiwon, “Aku berusaha untuk tidak khawatir.” ia melirik jam tangannya sekilas. “Aku ada kelas satu jam lagi, Jiwon– aku duluan.” pamitnya sebelum berlalu meninggalkan Jiwon.
Jiwon menatap punggung Jisun dari kejauhan, ada rasa iba pada gadis itu. Ia menghela napas panjang, “Sebaiknya kau tidak perlu mencari Gyuri lagi, Jisun. Dia tidak akan pernah kembali—” gumam Jiwon lirih dalam hati, menatap Jisun yang perlahan menghilang dari pandangannya.
Flashback End
.
.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PROMISE
Bel Jam istirahat berbunyi setelah tak berselang lama Kwon ssaem meninggalkan ruangan kelas 3A. Beberapa murid terlihat sudah keluar meninggalkan kelas, sebagian masih ada di dalam untuk menyelesaikan catatan mereka. Tak terkecuali Nakyung, yang barusaja menutup bukunya berniat beranjak dari kelasnya. Ada rasa tidak nyaman ketika ia melirik ke arah Seoyeon yang sedang berada disampingnya, bermain game pada ponselnya. Sepanjang jam pelajaran, Seoyeon hanya mencoret-coret buku tulisnya tanpa mencatat mata pelajaran yang ditulis Kwon ssaem di papan tulis. Hal itu membuat Nakyung benar-benar risih, ingin menegur sikap Seoyeon yang semaunya sendiri.
