Author: Idew Hwang
Instagram: idewsmile
.
.
.
“Tidak, aku tidak akan membantumu—”
Suara Kim Minkyung menggema memenuhi ruang kerjanya, gadis dengan julukan dokter cantik spesialis paru–paru itu nampak beranjak berdiri dari kursinya. “Kalau kau ingin aku melakukannya, suruh temanmu untuk datang padaku langsung.” ucapnya penuh penekanan pada Park Jiwon yang masih duduk termangu di hadapannya.
“Minkyunga aku mohon, pada siapa lagi aku harus meminta tolong?” ucap Jiwon gamang.
“Megan, aku bisa menolongmu kalau dia sendiri yang bicara denganku. Kau tahu?” kata Minkyung.
Park Jiwon beranjak berdiri, “Jiheon gadis yang lemah. Anak itu tidak tahu apa–apa dengan keadaannya yang sekarang. Aku mohon pad—”
“Justru karena aku tahu bagaimana keadaan Jiheon yang sebenarnya, karena itu suruh temanmu bicara langsung padaku. Demi Tuhan, berhentilah seperti ini Park Jiwon! Kau tidak harus membelanya, suruh temanmu datang menemuiku!” sahut Minkyung sedikit tersulut emosi.
“Dia juga temanmu, kita bertiga adalah teman, Minkyung.” kata Park Jiwon mengingatkan.
Kim Minkyung mendecih, menggelengkan kepalanya. “Aku tidak punya teman yang bertingkah seperti seorang pengecut. Mempermainkan nyawa seorang anak yang tidak bersalah sampai anak itu harus menderita dengan penyakitnya sekarang. Dia bukan temanku jika terus bersembunyi,”
“Minkyunga—”
“Suruh dia datang kemari secara langsung untuk membahas penyakit Jiheon. Kalau kau tidak bisa melakukannya, silahkan keluar dari ruanganku sekarang Park Jiwon—”
.
.
.
PROMISE
Hujan deras sore itu membuat Nakyung yang sedang bersiap pulang dari rumah Seoyeon terpaksa harus menunggu sampai hujan sedikit reda. Ibu Seoyeon membuatkan Nakyung secangkir teh hangat sambil mengajaknya mengobrol diruang tamu sementara Seoyeon sedang mandi.
“Seoyeon bilang padaku, kau adalah siswi berprestasi di sekolah. Kau adalah ketua OSIS sekaligus ketua kelas. Wah, orangtua mu pasti sangat bangga padamu, Nakyung—” kata ibu Seoyeon memuji. Wanita bernama Joo Kyulkyung itu berbicara sangat lembut pada Nakyung. Ia tersenyum sesekali setiap Nakyung bicara. “Apa pekerjaan ayah dan ibumu?”
“Ibuku adalah ketua komite di sekolah. Sedangkan ayah, ayah adalah seorang dosen di Seoul National University.” jawab Nakyung canggung.
“Ah pantas saja kau sangat pandai, ibu dan ayahmu pasti juga sama pintarnya sepertimu.” ujarnya tersenyum. “Hmm... Nakyung, jika Seoyeon bersikap sedikit kurang ramah padamu, aku harap kau dapat memaklumi nya. Seoyeon itu bukan anak yang mudah bergaul dengan lingkungan baru. Dia introvert, selalu bersikap acuh pada orang lain. Tapi sebenarnya dia adalah anak yang baik dan peduli dengan orang lain.” kata ibu Seoyeon mengusap rambut Nakyung. “Terimakasih sudah mau menjadi teman Seoyeon—”