author: idew hwang
.
.
.
“Chaeyoung, angkat teleponnya—“
Im Nakyung menggigit bibirnya cemas, berulangkali ia berusaha menghubungi ponsel Lee Chaeyoung, usai mendapat kabar dari Ahn Yujin jika Chaeyoung sama sekali tidak dapat di hubungi. Nakyung berdiri di sisi kamar tidurnya, mengabaikan panggilan sang eomma yang memanggil agar gadis itu bergegas turun untuk menikmati makan malam.
“Chaeyoung kau dimana sih,” ucap Nakyung, kali ini Nakyung mengetik pesan pada Kim Minjoo untuk menanyakan, apakah sudah ada kabar atau belum dari Lee Chaeyoung.
“Nakyunga, sudah waktunya makan malam.”
“Nde, eomma sebentar lagi aku akan turun.”
.
.
.
“Kau disini rupanya,”
Lee Chaeyoung menghentikan langkahnya sesaat ketika sampai di jalanan menuju Flover Library,
“Eoh, Kak Doyeon?”
“Aish, berandal. Kau membuat orang-orang khawatir,” ia mengusak rambut Chaeyoung. “Kau tahu semua orang mengkhawatirkanmu seharian ini.”
Chaeyoung terkekeh, “Mian.”
“Tasmu ada di meja kasir Flover, temanmu Ahn Yujin dia sangat khawatir. “Harusnya kau memberi kabar, bukan malah menonaktifkan ponsel.”
Chaeyoung menepuk keningnya sendiri, “Pabboya! Aku sampai lupa tasku tertinggal.”
Kim Doyeon merangkul pundak Chaeyoung, “Ambil tasmu di dalam. Ada Jiheon yang masih berjaga, aku punya Kimchi stew. Kau pasti lapar, kan?”
“Sedikit,” kata Chaeyoung mengangguk, “Sepertinya kimchi stew terdengar enak,”
“Hahaha dasar berandalan kecil,”
.
.
.
PROMISEVerona, Italy 21:40PM
“Tidurmu nyenyak?” pertanyaan itu keluar dari mulut Jang Gyuri, ketika Noh Jisun mengerjap setengah mengantuk. Gadis itu beringsut bangun saat menyadari jika Jang Gyuri duduk di sisi ranjang tempat ia tidur.
“D-direktur- apa yang-“ Jisun buru-buru beranjak berdiri namun Gyuri menahan tangan gadis itu. “Tidak usah panik seperti itu, Jisun.”
“Maaf aku belum-“