Author: Idew Hwang
Instagram: idewsmile.
.
.
“Mana kunci mobilmu?”
Jang Gyuri mendongak ke arah si pemilik suara di sampingnya, Kim Jisoo tengah berdiri dengan tangan bersedekap di dada seolah menunggu jawaban Gyuri dengan raut tidak sabar.
Gyuri yang tengah sibuk menikmati sarapan paginya, hanya mendecih sambil merogoh saku blazer nya, lalu memberikan kunci mobilnya pada Jisoo yang langsung di tarik kasar oleh kakaknya itu.
“Kau—” jari telunjuk Jisoo mengarah pada Gyuri, “Naiklah taxi ke kantormu. Mulai hari ini aku yang akan memakai mobilmu selama aku berada di Seoul.” kata Jisoo melirik tajam ke arah Gyuri.
Gyuri mengernyitkan keningnya, “Mwo? Unnie hari ini aku harus—”
Jisoo mengacungkan jari telunjuknya di bibir Gyuri, menahan Gyuri melanjutkan ucapannya. “Gaejookie tidak boleh membantah Gongjunim. Arraseo?” ia mengusap dagu Gyuri kemudian tersenyum penuh kemenangan. “Dah— Gaejookie!” ucapnya melambaikan tangan pada Gyuri, berlalu meninggalkan Gyuri sendirian di apartmen nya.
Gyuri mengacak rambutnya frustasi, “Haishh, aku benar–benar bisa gila sekarang!”
.
.
.
PROMISE“Cuaca pagi ini cerah sekali,” kata Jisun tersenyum senang menatap indahnya awan biru pagi itu melalui jendela mobil Jiwon.
“Cuaca yang cerah berpengaruh pada suasana hati, bagaimana suasana hatimu sekarang?” tanya Jiwon yang mengemudi sambil melirik ke arah Jisun.
“Suasana hatiku sedang baik, aku merasa senang, bersyukur–” ucap Jisun yang beralih memandang Jiwon, “Aku senang karena keadaan Jiheon semakin membaik, aku senang karena dapat melihat Jiheon dapat tersenyum kembali.” ujarnya.
“Dan aku senang, melihatmu dapat tersenyum tanpa beban sekarang.” sahut Jiwon. “Apa kau sudah memberitahu Jiheon kalau sore ini dia akan pulang dari rumah sakit dan kalian berdua akan tinggal di apartmenku sementara waktu?”
Jisun mengangguk, “Dia sudah tahu. Jiheon tidak sabar untuk pulang dari rumah sakit,” kata Jisun bersemangat. “Tapi suster Choi, Dokter Kim, mereka bilang Jiheon harus melakukan pemeriksaan rutin setiap sabtu dan minggu.” ujarnya.
“Ah arraseo, mungkin karena mereka harus mengontrol keadaan Jiheon.” kata Jiwon pelan.
Ponsel Jiwon bergetar, ia meraih ponsel itu– matanya menyipit membaca panggilan masuk dari Jang Gyuri yang tertera di layar ponselnya. Jiwon segera menjawab panggilan itu dengan tangan kanannya.