O1. THE CALL

33.5K 3.5K 447
                                    

MONSTER

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

MONSTER
























Aku membereskan beberapa bukuku dan bersiap ingin segera pulang. Aku harus segera bekerja.

Suasana kelas sudah sepi. Hanya ada duaㅡtiga orang yang duduk di undakan bawah. Mungkin menunggu pasangan atau sekedar mengobrol?

Aku juga, setidaknya ingin.

Ah! Maksudku, aku berharap bisa pergi kemanapun, kapanku sesukaku bersama teman, berfoto, dan mengunjungi restaurant of this month yang rating-nya nomor satu di SNSㅡ

"Aw!" rintihku saat seseorang tiba-tiba menggenggam dan menarik pergelangan tanganku.

"Kau sengaja tidak menjawab panggilanku, huh?!"

"Aku baru akan membuka ponselkuㅡ"

"Terus saja berbohong." potongnya.

"I'm not lying!" kelakarku sambil mencoba melepas genggaman tangannya.

"Katakan sekali lagi."

"A-aakh! Neomu apa." ringisku saat dia semakin menggenggam pergelangan tanganku. Rasanya seperti hampir diremukkan.
(Sangat sakit.)

Renjun melepas genggaman tangannya.

Aku mengibaskan tanganku, berharap rasa sakitnya bisa menghilang sedikit.

Saat mataku menangkap pandangannya, Renjun tersenyum miring dan mulai merapikan rambutku.

Oh, no.

"Aku akan menjemputmu saat kau pulang bekerja." Renjun mengelus rambutku dari atas perlahan.

"A-aak!" Mati-matian kutahan suaraku. Pelan-pelan aku mencoba melepaskan tangannya.

Renjun terkadang melakukan itu.

Dia akan mengelus rambutku, kemudian dia akan mencengkram dan menarik rambutku ke bawah saat tangannya mencapai tengkukku.

Renjun melepas cengkramannya dengan menghempaskan tangannya. Otomatis kepalaku mengikuti arah tangannya dan tubuhku sedikit limbung.

"Kalau kau tidak menjawab panggilanku lagi akan kupotong telingamu."

Aku mengangguk.

"Kajja." Ucapnya sambil berjalan mendahuluiku.
(Ayo.)




+




"Pastikan ponselmu menyala. Simpan di saku seragammu." Katanya saat mobilnya berhenti didepan kedai kopi tempatku bekerja.

Aku mengangguk dan membuka seatbelt. Renjun hanya diam sambil memperhatikanku, aku tahu dia selalu memperhatikanku.

Saat hendak kubuka pintu, dia masih mengunci pintunya. Aku berbalik menghadap padanya dan mencium bibirnya singkat.

"Gomawo." Kataku.
(Terimakasih.)

Dia hanya mengangguk dan membuka kuncinya.

Aku keluar dan melambai sampai mobilnya hilang dari pandanganku.

Ya, beginilah aku.

Setelah menyelesaikan kelas, aku harus bekerja paruh waktu selama empat hari dalam seminggu.

Sebenarnya aku tidak kekurangan uang, hanya saja aku sering merasa bosan dengan kehidupan asrama, terutama kehidupanku selama ini.

Rasanya aku ingin mati.

Bosan.

"Hey? Lily?"





















































episode O1

episode O1

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MONSTER: ApocryphalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang