Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MONSTER
"N-NOㅡNO!!!!"
Aku terperanjat dan dadaku benar-benar berdegup kencang.
"No, no."
Aku bangkit dari tidurku dan melihat Renjun menangis sambil terduduk di ranjang.
Aku tidak ingat sejak kapan aku berada disini dan Renjun ada di sampingku.
Tidak lama Renjun berdiri, berjalan menuju lemari.
Tangannya gemetar dan dia terlihat sangat getir membuka laci didalam lemari dan mengeluarkanㅡ tunggu.
Itu obat yang pernah kutemukan di laci nakas!
Renjun mengeluarkan beberapa butir dengan tangan gemetar dan melahapnya dalam sekali telan.
Setelahnya dia masih menangis, kemudian menghela nafas panjang dan membuangnya berulang kali.
Bola matanya bergerak kesana kemari.
Dia menangis dan memegangi kepalanya seolah kesakitan.
Aku ingin menghampirinya, tapi aku tidak ingin lagi hal-hal yang sudah biasa harus terjadi lagi.
Renjun berjalan cepat ke arah sini. Tangannya bergerak tidak tenang seperti mencari sesuatuㅡah ponsel.
Dia baru saja menemukannya di bawah bantal.
Renjun bersikap seolah-olah aku ini tidak terlihat. Sementara aku? Aku tidak mau mengambil langkah ceroboh meskipun aku sudah terlambat untuk mengatakan itu karena sudah kulakukan beberapa waktu lalu.
Dia sibuk mengetik sesuatu pada ponselnya dan menempelkan beda itu di telinganya.
Selang semenit, dia melakukan hal sama.
Terus seperti itu sampai lebih dari tiga kali, dia mulai terlihat menyerah.
Kemudian matanya menangkap pandanganku yang sedari tadi menyorot dirinya.
Namun tatapannya tidak semengerikan biasanya seperti saat dia menatapku, kali iniㅡ
"Sedang apa kau disini?"
Tanyanya.
Tunggu sebentar.
episode 23
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
