TIDAK COCOK DIBACA USIA 15 TAHUN KEBAWAH
MONSTER
Dan sampai siang pun aku tidak bisa keluar dari tempat ini.
Renjun menutup semua celah untukku keluar. Hari ini aku tidak mengikuti kelas dan mengirim permintaan maaf karena tidak datang bekerja.
Aku mengambil libur karena kubilang aku sakit padahal kenyataannya hanya diam disini bersama Renjun yang dingin dan tidak banyak bicara.
Tapi itu tadi. Sebelum matahari tenggelam.
Sekarang mungkin jarum jam sudah tepat mengarah pada angka sepuluh.
"Renjunㅡ"
Aku sebenarnya tidak tahu disebut apa ini.
Obsesi?
Kecanduan?
Atau kekejaman?
Dia melepas bibirnya dan wajahnya sejajar dengan pandanganku, dua matanya memejam kala itu.
Fitur wajahnya nyaris sempurna di mataku, aku menyukai bibirnya dan tulang rahangnya.
Aku mengusap pipinya.
"Kenapa menangis?" Tanyaku.
Dia bisa menjadi begitu emosional, bahkan bisa sampai menangis karena mengagumi sesuatu.
Sedikit mengerikan sebenarnya bagiku.
Renjun hanya tersenyum seraya masih memejam. Jarinya terulur menyentuh bibirku.
Disaat seperti ini dia berperilaku layaknya seorang pedofil di mataku. Menakutkan.
"Kau benar-benar cantik. Aku mencintaimu. Berjanjilah tidak akan pergi."
Setelah mengatakan itu dia meraih tanganku dan menarikku agar memeluknya. Lalu bibirnya meminta lebih. Tidak lama dia menunduk, menenggelamkan wajahnya di leherku.
"Hhhㅡ"
Aku bisa merasakan hembusan nafasnya. Dia seperti menahan sesuatu saat aku sibuk menghirup udara sebanyak mungkin.
Dadaku naik turun, seolah-olah baru saja menemukan oksigen sepanjang hidup.
Ah! Perasaan apa ini?!
"HhhㅡLily,"
Tidak kujawab.
"Do you feel asleep, baby?"
Setelahnya kurasakan dia menghujani leherku dengan ciuman kecil di banyak titik. Tapi kudorong dia.
Baru akan kujawabㅡ
"Kau bisu?!"
"N-no! Definitely." jawabku.
Tiba-tiba Renjun menyejajarkan wajahnya dengan wajahku, sementara satu tangannya yang lain mengusap wajahku. Maniknya menatapku dan lalu senyumannya yang manis sekaligus menyeramkan itu terulas di bibirnya.
"R-renjun,"
"Hm?"
Matanya masih menatapku dalam dan senyuman itu ada lagi. Padahal dua detik sebelumnya dia menunjukkan ekspresi bingung saat aku mendorong dadanya.
Tanganku terulur mengusap wajahnya.
"Kalau aku meminta sesuatu, kau mau melakukannya?"
"Tentu saja, sayang. Apa yang kau inginkan?"
Aku diam sebentar.
"Janji?" tanyaku lagi.
Dia tersenyum dan mengangguk.
"Bisa kau ceritakan siapa itu Huang Renjun?"
Ini adalah pertanyaan ke-seratus kalinya yang sama dariku.
"Aku kekasihmu."
"Maksudku, seperti apa dia saat kecil," tanganku menyusuri kepalanya. "apa kesukaannya, bagaimana keluarga dan teman-temannyaㅡ"
"Berhenti bicara." potongnya.
Tiba-tiba ekspresinya berubah datar.
"Kalau itu, aku tidak mau melakukannya."
Aku kecewa. Tentu saja.
"Aku mengantuk." kataku sambil mengubah tubuhku menghadap samping.
Setelahnya bisa kudengar dia menghela nafasnya.
"Kalau sudah waktunya akan kuberitahu."
Sial, itu cuma jawaban ke-seribu kalinya yang sama darinya.
episode O5
keluarkan seluruh umpatanmu disini :(
KAMU SEDANG MEMBACA
MONSTER: Apocryphal
Fanfiction❝i broke myself to fix you.❞ ©lie-ar 2018 [ not revised ] TW ⚠️ This book contains sensitive material relating to: Violence, Suicidal, Mental Issues, Child Abuse, Physical Abuse, Family Issues, Self-Harm, Suicide Attempt PG-15