*disarankan kalau ingetinget lupa mending baca lagi part-part sebelum ini tapi kalau males jangan. maaf kalau typo ini rusuh ngetiknya
MONSTER
Aku terbangun saat jam menunjukan ini sudah lewat dua jam sejak tengah malam. Dengkuran halusnya terdengar, begitu sunyi disini tapi aku masih tidak bisa menutup mataku. Dadaku berdegup kencang untuk hal-hal yang tidak kumengerti.
Renjun tidur memunggungiku, tapi aku terus memperhatikannya sementara satu tanganku mengambil pisau yang kusembunyikan di sela kasur dan ranjang.
Aku ingin kau mati. Tapi yang bisa kulakukan pada akhirnya hanya menatap punggungnya sambil memegang pisau. Bagaimana aku harus membunuhnya?
Tiba-tiba dia bergerak, sontak aku membalik tubuhku dan menyembunyikan pisaunya lagi terburu-buru ke tempat semula. Kukira dia terbangun tapi ternyata dia hanya menggeliat, memelukku namun tetap menutup matanya.
Dadaku benar-benar berdegup lebih kencang lagi. Kepalaku pusing, harusnya tadi kulakukan dengan cepat. Tusuk saja lehernya atau pelipisnya apa saja! Dengan posisi Renjun menghadap padaku seperti ini aku justru semakin tidak bisa tidur, maka aku duduk saat itu juga. Apa yang kulakukan? Bagaimana kalau dia masih bernyawa saat kutusuk lehernya?
Kutarik nafasku dalam sambil menatap lurus dinding dalam keadaan ruangan gelap yang hanya diterangi lampu tidur di salah satu sudut. Sebelum bersandar, mataku turun melihat lingkaran lengannya yang melonggar pada tubuhku.
Namun ternyata saat itu juga Renjun sedang menatapku.
Pembohong, sudah kubilang dia selalu berpura-pura tidur.
"Renjun,"
"Aku akan bertanya padamu sekali lagi, jawab aku maka semuanya selesai." katanya.
"Apa maksudmuㅡ"
"Do you still love me?" potongnya.
Saat aku berusaha menatap lurus, Renjun menarikku.
"RenjunㅡI don't love you anymore!"
Renjun diam, pun aku yang menghempaskan tangannya. Namun tidak lama kekehan pelan terdengar dari mulutnya.
"Say it again, I dare you."
"I don't love you anymore."
"How longㅡ"
"Did I even really love you?" potongku.
Renjun kembali diam.
"Have I ever loved you?"
Mendengar itu Renjun benar-benar diam, bahkan sepertinya dia berhenti bernafas.
"Sejak awal aku tidak jatuh cinta, kau yang jatuh cinta. Kau menganggap semua tindakanmu adalah cinta apapun itu hanya karena kau melakukannya pada orang yang kau cintai. Kau tidak ingin aku pergi tapi kau mencoba membunuhku berkali-kali! Kau terus menerus menyakitiku tapi tak pernah benar-benar membiarkanku mati karenamu. Kau sengaja membuat semuanya tidak pernah membaik! Kau terus menerus membuat dirimu terjebak gangguan jiwa yang kau jadikan alasan agar kau tetap berada disekitar hal-hal yang ingin kau miliki! But you never own me."
"Sudah selesai?" setelah cukup lama terdiam hanya itu yang keluar dari mulutnya.
Tatapannya menghunus mataku, tanpa aba-aba dia menarikku. Aku mencoba mendorongnya namun dia malah membalik posisinya dan menahan tubuhku. Aku terus memberontak saat dia berhasil menahan kakiku. Saat dia berusaha menahan dua tanganku, satu tanganku sudah lebih dulu mengambil sesuatu di sela-sela ranjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
MONSTER: Apocryphal
Fiksi Penggemar❝i broke myself to fix you.❞ ©lie-ar 2018 [ not revised ] TW ⚠️ This book contains sensitive material relating to: Violence, Suicidal, Mental Issues, Child Abuse, Physical Abuse, Family Issues, Self-Harm, Suicide Attempt PG-15