MONSTER
Aku meringis menahan sakit yang terasa panas di pipi kananku setelah Renjun menamparku barusan.
Belum lagi pipiku mulai basah karena menangis. Dibanding perih, tamparan Renjun lebih terasa seperti pukulan.
"Kukira kau ingat. Kau tahu, aku tidak suka melihatmu begitu. Jalang!"
"Listen to meㅡ"
"What do you wanna say?!"
"If I love him, I'll leave you. I'll lie to you. But I never do that!"
Renjun menatapku angkuh.
"Berhentilah menuduhku." lanjutku.
Beberapa detik dia masih diam seolah menunggu kelanjutan bicaraku.
Kemudian Renjun mulai tertawa rendah. Matanya nyalang menusuk tepat pada retinaku.
"That's just your reason."
What?
Aku menggeleng hampir gila.
"You, fucked up." umpatku pelan.
"SHUT UP!"
"A-AAKㅡ"
Suaraku tercekat di tenggorokan saat tangannya mencengkram leherku.
Entah udara menipis atau mungkin enggan menyeruak memenuhi paru-paruku, aku hampir hilang sadar.
Renjun melepas cengkraman tangannya seraya mendorongku.
BRAKKKK!!!
Aku jatuh dengan punggung menghantam meja sampai barang-barang disana berantakan.
"Uhukㅡ"
Aku terbatuk dan mencoba menghirup oksigen sebanyak mungkin.
"Uhuk!"
Renjun akan membunuhku sebentar lagi.
Saat menangkap matanya, dia tiba-tiba berjalan mendekatiku dengan tatapan bak iblis.
Buru-buru aku mencoba mundur.
"N-NO! RENJUN PLEASE DON'TㅡA-AAKㅡ"
Aku kembali meringis saat Renjun tiba-tiba berjongkok di hadapanku dan kembali meraih leherku.
"KKKKㅡ"
Sesak.
Aku mencoba melepas tangannya yang pelan-pelan kembali mencengkram leherku dan menyayat leherku dengan ujung kukunya yang tajam.
"KKKㅡ"
"Do you wanna still try to lie?" tanyanya dengan suara parau.
Aku memukuli tangannya.
Terlalu sesak.
"A-apayo." Suaraku menghilang. "Renjunㅡ"
(S-sakit,)Sesak.
Aku akan segera mati.
Kurasakan pandanganku mulai kabur, dan lagi, kali ini aku hanya bisa menangis lagi.
Dibanding bertemu besok pagi, aku lebih suka mati malam ini.
Tiba-tiba Renjun melepas cengkraman tangannya.
"Uhukㅡ"
Buru-buru kuhirup oksigen sebanyak mungkin.
"Uhuk!" kuusap dadaku berkali-kali, menghela nafas tidak pernah sehebat ini sebelumnya. "Uhuk!"
Setelahnya aku mengusap-usap leherku dan menunduk sambil mulai menangis.
"M-mianhae," Renjun tiba-tiba meraih dua tanganku dan menciumnya. "jeongmal mianhae. Mianhae."
(M-maaf, aku sungguh minta maaf. Maaf.)Aku menarik tanganku dan menutup leherku.
"How could you do thatㅡhikㅡ" nafasku tersengal.
"Sorryㅡ"
"Jinjja apa hikㅡ"
(Sungguh sakit.)"I'll never do that anymore. I promise you."
"STAY AWAY! MONSTER!"
"Lily, please trust me."
Aku bangkit, langkahku sendikit gontai dan aku mencoba menjauh, kemudian menunduk memeluk lututku sendiri.
"Maafkan aku. Aku berjanji tidak akan melakukannya lagi." kurasakan Renjun mendekat dan mendekapku.
Tanpa mendongak untuk melihatnya, aku mendorong tubuhnya meskipun dia tidak terdorong sedikitpun.
"I love you."
"Just kill me, Renjun. Do that!"
"Please don't leave me, Lily. I'll give you everything. Don't leave me."
episode O3
KAMU SEDANG MEMBACA
MONSTER: Apocryphal
Fanfiction❝i broke myself to fix you.❞ ©lie-ar 2018 [ not revised ] TW ⚠️ This book contains sensitive material relating to: Violence, Suicidal, Mental Issues, Child Abuse, Physical Abuse, Family Issues, Self-Harm, Suicide Attempt PG-15