22. MURDER

11.1K 2.1K 84
                                    

TIDAK COCOK DIBACA USIA 15 TAHUN KEBAWAH

TIDAK COCOK DIBACA USIA 15 TAHUN KEBAWAH

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

MONSTER





















"Jangan melakukan apapun. Jangan macam-macam." ancamnya, selalu, sebelum keluar melalui pintu itu dan aku terkunci lagi sendiri entah sampai kapan.



Aku tidak ingin hidup, tapi terlalu takut untuk membunuh diriku sendiri kalau akhirnya akan gagal lagi.



Menunggunya melakukannya tidak berhasil, hasilnya hanya aku gagal mati meskipun hampir terbunuh berkali-kali.

Baru saja Renjun membuka pintu, dia tidak melangkahkan kakinya.

"Jangan menghalangi jalan." ucap Renjun saat membuka pintu.

"Dimana adikku?" tanya laki-laki diluar pintu itu.

"Lee Jeno yang tampan menjualnya kemarin malam. Kenapa bertanya padaku, sialan."

"Dimana dia menjualnya!?"

"Diluar urusanmu. Jangan halangi jalanku!"

"Keparat."

Tiba-tiba dia menghajar Renjun dan mendorongnya sampai jatuh terbaring.

Laki-laki itu masuk kedalam apartemen dan pintu tertutup.

Laki-laki ini adalah salah satu dari laki-laki yang mengantarkan perempuan kesini beberapa waktu lalu.


Gawat.


Pintu apartemen ini akan terkunci otomatis saat tertutup dan hanya bisa dibuka diluar ataupun di dalam dengan menggunakan pin.

Renjun kurang cepat bangkit sampai laki-laki itu menghajar wajah mulusnya.

"KUTANYA DIMANA ADIKKU!? DIMANA DIA MENJUALNYA!?"

"KKKㅡMENYINGKIRㅡKK!"

Aku melihat tangan laki-laki itu mencekik leher Renjun.


Aku sedikit mundur.


Tidak ingin terlibat situasi ini sama sekali.

Tapi penglihatanku langsung terfokus pada satu tangan laki-laki itu yang mengeluarkan pisau lipat dari balik saku jaketnya.

Kemudian dia menempelkan pisau itu di leher Renjun.



"N-NO! STOP IT!" pekikku.



Kurang dari dua detik, Renjun berhasil lolos dan mengambil alih pisau dari tangan laki-laki itu yang kemudian dilemparkan ke sudut ruangan.



Hanya karena lengah, bisa secepat itu.


Lalu beberapa saat setelahnya laki-laki itu berhasil berbaring dengan Renjun yang menghajar wajahnya berkali-kali tanpa jeda.




Kakiku rasanya gemetar. Aku membeku. Perasaanku benar-benar takut.




Renjun bangkit dan sedikit menjauh, begitupun aku.

Tapi tidak, Renjun mengangkat coffee table.

"RENJUN, STOP IT!" pekikku.



DUGH!




Terlambat.



Saat lawannya bangkit, dengan cepat Renjun menghantamkan coffe table itu ke kepala laki-laki itu. Bahkan sampai laki-laki itu limbung.

Secara fisik, laki-laki itu memang terlihat lebih kuat. Sayangnya, Renjun lebih cepat.



DUGH!



Aku benar-benar tidak bisa bergerak. Rasanya darahku ikut membeku.

Aku melihat kepala laki-laki itu beradu dengan coffe tablenya berkali-kali sebelum akhirnya dia limbung dan Renjun menendang perutnya.



Setelah lawannya jatuh, dan Renjun langsung menendang kepalanya kuat sampai aku bisa mendengar suaranya.



Setelah digunakan untuk menendang kepala, sekarang Renjun menggunakan kakinya untuk menginjak leher laki-laki itu.

Kemudian kepalaku terasa pusing, tubuhku sangat lemas dan pandanganku mulai kabur.




























































episode 22

episode 22

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MONSTER: ApocryphalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang