MONSTER: Apocryphal

1O. AMBIGUOUS

MONSTER

Data yang kukumpulkan sebelumnya itu, semuanya berasal dari otakku. Aku pernah membaca teks soal anestesi dan injeksi.

Dan aku baru saja sadar bahwa saat malam itu, kami memang di kamar utama. Namun sepertinya saat aku mulai hilang kesadaran, kami berpindah tempat?

Ketiga, Renjun terkihat sedikit berpikir saat aku meminta air putih padanya mungkin karena, dia berpikir aku akan melarikan diri?

Seharusnya dia tahu itu tidak akan terjadi mengingat dia mengunci tanganku dengan borgol.

Kau tahu, aku sudah keluar dari kamar tadi pagi tapi, Renjun menutup mataku dan mengikat dua tanganku saat menuntunku keluar dari kamar itu.

Satu yang pasti, kamar itu bagian dari apartemen ini.

Kalau dia tidak mengikat tanganku, aku bisa saja meraba-raba dinding.

Atau mencium wangi tiap ruangan yang kulewati, tapi nihil.

Tidak ada wewangian apapun.

Aku benci matahari tenggelam. Rasanya iblis keluar dan merasuki Renjun yang bisa begitu manis dan kejam.

"Renjun," panggilku.

Laki-laki itu tidak menjawab.

Sibuk berkutat dengan sesuatu yang sedang dia bereskan di salah satu sudut kamar utama dengan tangan terbungkus sarung tangan. Selalu seperti itu.

"Renjunㅡ"

"Don't you see what I'm doing right now?"

Baik, aku diam.

Dimana ponselku? Aku membutuhkannya!

Kau tahu, ini sangat membingungkan seperti teka-teki tanpa jawaban.

Sebenarnya Renjun ini kenapa?

Kalau aku bisa, aku akan melarikan diri mungkin?

Tapi aku tertipu saat pertama kali mengenalnya dan jatuh cinta melalui matanya.

Semakin hari, aku semakin tidak mengerti pada banyak hal.

Aku bisa saja melarikan diri dan kembali ke rumah orang tuaku tapi, hei?

Sejauh ini kujalani hidupku dan berakhir hanya karena ketakutan menghadapi satu hal?

"Dimana ponselku?" tanyaku.

"Kuhancurkan."

Kalau kutanya dia "Berbohong?", tapi aku bahkan tahu jawabannya. Dia tidak mungkin berbohong.