MONSTER
Semalam Renjun duduk dan melamun. Tatapannya kosong.
Dia bertanya hal-hal seperti:
"Apa saja yang aku lakukan?"
"Kau terlihat tidak sehat. Apa kau makan dengan baik?"
Dan yang terakhir:
"Bagaimana kabarmuㅡmaksudku, anak itu."
Pagi ini, dia membuat sarapan seperti saat bagaimana aku menolaknya sebulan lalu karena merasa mual.
"Maaf." ucapnya tiba-tiba saat aku menyuapkan makanan ke mulutku.
Aku meliriknya.
"Aku tidak mengingat semuanya jelas."
Aku hanya diam. Aku perlu makan. Bernafas bahkan membutuhkan tenaga bagiku.
+
Aku bercermin, kulitku berubah kusam. Bahkan aku terlihat kering dan tidak sehat.
Aku berdiri dan berjalan menuju toilet.
Kubuka pintu dan masuk.
"AAAA!!!!"
Aku lemas dan jatuh terduduk begitu saja dengan dua mata dipejamkan kuat.
Aku tidak ingin melihatnya lagi. Aku tidak mau.
Mayat seorang laki-laki tergeletak begitu saja di bathub. Kalau tidak salah, aku melihat kepalanya sangat turun karena sepertinya lehernya patah. Aku bersumpah tadi pagi tidak ada mayat disini.
Pelan-pelan aku mencoba mundur tanpa berdiri dan membuka mata. Cukup menggunakan tanganku untuk meraba sekitar.
"AAAA!!!!"
Saat aku sepertinya hampir mencapai pintu, sesuatu mencengkram lenganku.
"H-hei, tenang."
Aku mulai menangis.
"Buka matamu."
Aku menggeleng dan menangis sambil menundukkan kepalaku.
Selanjutnya bisa kurasakan, diluar dugaan, Renjun menggendongku. Tapi dia mendudukkanku diㅡdimana ini!?
"Bawa aku k-keluar..."
"Cuci dulu tanganmu." suruhnya.
Aku menggeleng. Renjun menarik dua tanganku dan mencucinya diㅡoh, ini wastafel.
Pernah kubilang soal Renjun: he's a clean person at heart. Ingat?
Setelahnya bisa kurasakan dia menggendongku lagi.
Cepat sekali, pikirku saat merasa Renjun mulai mendudukan tubuhnya dan otomatis aku bisa merasakannya.
Tapi tidak ada yang bisa kulihat, gelap. Aku masih menutup mataku.
"Dimana ini?" aku meraba-raba sekitar dan menyentuh sesuatu.
Dingin. Halus.
Tunggu sebentar.
INI KULIT MANUSIA!?
"HUAAAAAAA BAWA AKU KELUAR!!!!"
Aku meluruskan lenganku karena baru saja menyentuh kulit mayat, sementara aku mendengar Renjun tertawa.
"CUCI TANGANKU!!!! CUCI!!!!"
Aku masih mendengar Renjun tertawa saat dia mencuci tanganku untuk yang kedua kalinya. Setelah itu aku merasa bahwa dia berjalan keluar dari toilet.
Nafasku tersengal. Aku masih menangis sampai tangisanku terdengar jelas.
"Buka matamu."
"Tidak mau. Turunkan aku." kataku.
"Apa? Kau ingin menyentuhnya lagi!?"
"HUAAAAAA!!!!"
+
Sejak tadi dia sibuk bertelepon dengan seseorang, yang kudengar hanya:
"Ayah, aku tidak sengaja membunuh seseorang."
Aku menyelimuti tubuhku, dan mencoba tidur meskipun tidak mengantuk.
Rasanya aku selalu kehilangan tenaga.
"Lily,"
"Hng?"
"Apa yang terjadi padamu?"
Aku bisa merasakan bahwa dia baru saja beringsut mendekat dibalik tubuhku.
Tidak kujawab. Bahkan saat jarinya menyentuh pelipisku aku tetap diam.
Dia tidak mengingat apapun. Sementara aku selama ini selalu disakiti seseorang itu dengan tubuh yang sama.
"Lily," panggilnya.
Aku menenggelamkan kepalaku.
"Kau berusaha mengabaikanku." katanya.
Bagus kalau kau menyadarinya.
"Kenapa?"
Tidak kujawab.
"Lily,"
"Aku ingin tidur." aku menepis tangannya.
"Kau melupakanku."
Huh?
Habis pertahan diri, aku bangkit dan duduk. Sebelumnya aku sudah tahu dia lebih dulu bangkit dan duduk bersandar.
Laki-laki itu mengeluarkan sebatang cigarette dan dia nyalakan.
"Mau kuceritakan siapa itu Huang Renjun?"
episode 24
KAMU SEDANG MEMBACA
MONSTER: Apocryphal
Fanfic❝i broke myself to fix you.❞ ©lie-ar 2018 [ not revised ] TW ⚠️ This book contains sensitive material relating to: Violence, Suicidal, Mental Issues, Child Abuse, Physical Abuse, Family Issues, Self-Harm, Suicide Attempt PG-15