O4. SWEET AND COLD (🎵)

18.7K 3.1K 481
                                    

MONSTER

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

MONSTER






















Semalam aku hanya memakai cairan anti infeksi di leherku untuk sayatan kuku Renjun.

Tidak dalam, hanya saja kalau kubiarkan nanti terinfeksi. Bisa-bisa leherku harus di amputasi.

Sebelumnya cukup parah, dia pernah menyayat bahuku dengan pecahan gelas.

Tapi satu yang pasti, dia tidak pernah melukaiku di bagian wajah.

Hari ini aku ada kelas siang, semoga saja bisa keluar dengan mudah dari tempat ini.

Aku menyimpulkan ujung plastik sampahnya dan mencuci tangan. Pagi ini aku baru selesai menyiapkan sarapan di dapurnya.

Semalam aku tidur di apartemennya. Tapi tidak satu ranjang dan tidak satu kamar.


Jangan berharap apa-apa!


Beberapa waktu lalu kami pernah bertengkar saat aku membantah keinginannya, dia mengurungku berjam-jam di toilet sampai aku meraung dan berteriak memberontak.

Saat panik, aku tidak bisa mengontrol diriku, dan yang kuingat dia datang membawa makanan yang sepertinya mengandung obat tidur.

Karena setelah itu tidak ada yang kuingat. Kemudian aku terbangun di ranjangnya dan dia duduk di tepi ranjang.

Dia mengatakan ini sambil menatap lekat mataku, tangannya mengusap wajahku dan merapikan rambutku:

"Kau benar-benar cantik saat tertidur. Seperti bunga, bahkan secantik kelopak bunga di musim semi."

Tentu saja aku tertegun, tapi ketakutan.

Tidak lama, seorang laki-laki dengan rambut yang tadinya hitam legam sekarang terang itu datang dan duduk di meja makan.

Aku tahu dia sudah membersihkan diri, tapi dari wajahnya terlihat lelah.

"Renjun,"

"Wae?"
(Kenapa?)

Aku menelan salivaku kasar.

Ah, bagaimana ya.

"Sejak kapan kau mempelajari obat-obatan?" tanyaku seraya menuangkan minum di gelasnya.

Renjun tidak langsung menjawab, dia sibuk dengan makanannya.

Biar kuberitahu rahasia kesatu, Renjun adalah pemegang rekor makan tercepat. Tidak butuh waktu lama baginya kalau hanya makan.

"Beberapa bulan lalu." jawabnya sebelum meminum air yang kutuangkan.

"Ah, benarkah?" tanyaku dengan nada dibuat setenang mungkin agar tidak terkesan mengintimidasi.

"Benar." jawabnya dingin.

Rahasia kedua, dia bisa menjadi sangat manis ataupun dingin di waktu yang tidak bisa kau perkirakan.

Dia membereskan alat-alat makannya dan berjalan ke pencucian piring.

Rahasia ketiga, he's a clean person at heart.

Sementara itu aku berjalan mencari tasku dan mengambil sesuatu.

Saat kembali ke dapur, Renjun sedang melepas sarung tangan karet itu dan mencuci tangannya.

"Renjun."

"Hm?"

"Coba pakai nail polish baruku, ya?" bohongku.

Aku membelinya seminggu lalu.

Dia berbalik dan menatapku datar, kemudian mengangguk.

Kalau kujelaskan, ada sisi dari bagian dirinya yang begitu penurut dan sangat penyayang.

Kami berjalan dan duduk di balkon, kemudian dia menyodorkan dua tangannya.

Walau begitu, Renjun adalah orang yang easy going. Dia tidak masalah pada penuturan orang lain. Kalau dia mau melakukannya ya itu urusannya saja.

Dia senang-senang saja saat kukunya berwarna, atau mencoba liptint yang baru kubeli.

Karena dia selalu berkata:

"I'll give you everything."

Pertama, aku memotong kuku-kuku tangannya. Sebenarnya ini tujuan utamaku, bukan ingin mewarnai kukunya.

Sayatan kukunya semalam, aku tidak ingin merasakannya dua kali.

"Astaga sayang, apa aku menyakitimu?"

Aku yang baru saja akan memoleskan nail polish sedikit terkejut.

Aku mendongak dan mendapati arah pandangannya menuju leherku.

Renjun menarik tangannya dan bertanya lagi padaku.

"Apa ini sakit?" tanyanya seraya mencoba menyentuh lukaku.

Perlahan aku mengangguk.

Kemudian Renjun berdecak dan memelukku.

"Maafkan aku."

Aku bisa merasakan saat dia mengeratkan pelukannya dan mencium lukaku.

Aku hanya diam dan mengusap kepalanya. Aku berpikir soal rencanaku yang akhir-akhir ini selalu kupikirkan.


Renjun, ini selalu menjadi prinsipku sendiri.


"Aku tidak akan melakukannya lagi." ucapnya entah yang keberapa jutaan kalinya.


Pilihannya hanya dua, kau berhenti atau aku pergi.


















































episode O4

(ngatau audionya nyambung apa nga, tapi aku suka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(ngatau audionya nyambung apa nga, tapi aku suka. uda itu aja)

MONSTER: ApocryphalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang