18. A GIRL

12.1K 2.1K 305
                                    

MONSTER

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

MONSTER






















Aku duduk di sofa menghadap televisi berjarak satu meter lebih di hadapanku.

Dia membantuku membersihkan diriku, menyuapiku masakannya, dan terakhir; menggendong dan mendudukkanku disini.

Aku mengangkat kakiku pelan satu persatu, kemudian kusimpan diatas coffe table.

Sebuah tangan dengan hotpack terulur dari belakangku, aku menerimanya.

Aku bersandar dan menaikkan atasanku.

Tapi Renjun segera datang dan memasang hotpacknya di perutku.

"Maaf."

Huh?

Telingaku sepertinya mulai rusak.

Renjun mencoba menggeser satu kakiku.

"A-ahㅡ"

"Apa ini sakit?" tanyanya.

Aku mengangguk.

Entah kenapa, sepertinya mataku juga rusak.

Tatapan Renjun kali ini lembut, namun wajahnya tetap datar tidak berekspresi seperti biasanya.

Namun tak lama, pandangannya turun menuju perutku. Dia mengelus perutku.

"Dia masih hidup, 'kan?"

Ada bagian dalam dadaku yang sedikit berdesir mendengarnya.

Aku mengangguk.

Renjun kembali menatapku. Tatapannya melemahkan meskipun eskpresinya tetap datar.



Tiba-tiba bel berbunyi.



Kami sama-sama menoleh ke arah suara.

"Who's that?"

Renjun menggeleng.

Setelahnya bisa kudengar suara hantaman di pintu.

Renjun segera berdiri dan berjalan ke arah pintu.

Karena tidak bisa memutar kepala 360°, kuputuskan untuk tetap menunggu tanpa melihat.


Semoga saja bukan hal buruk.


"Ck! Membuka pintu saja lama!"

Itu bukan suara Renjun.

"Jangan berisik, sial." kali ini suara Renjun.

"Harus segera diberikan sore nanti. Kalau menunggu sampai malam akan ada orang mencarinya."

"Arra. Go go." sepertinya Renjun mengusir tamunya.
(Aku mengerti.)


Tiba-tiba aku mendengar isakan tangis perempuan.


Darimana suaranya berasal?

Aku mengeraskan volume televisinya, mencoba mendengar lebih jelas.

Tapi suara isakannya bukan berasal dari televisi.

Setelah kupelankan volumenya,

"Lepaskan akuㅡhikㅡ"

ternyata benar. Memang ada perempuan lain disini selain aku.

Meskipun jelas-jelas suara tamu Renjun tadi itu laki-laki.

Kemungkinannya hanya tamunya berjumlah dua orang.

"Argh! Kau juga! Sudah kubilang jangan berisik, sial." kali ini suara Renjun lagi.

"LEPASKAN AKU!"


PLAK!


Suara tamparan.

Itu jelas suara tamparan.

Tidak lama setelah mereka berbincang dengan suara yang dikecilkan, aku mendengar debuman pintu.

Kemudian suara laki-laki yang bukan Renjun itu menghilang, tapi suara tangisannya masih bisa kudengar.


Kudengar langkah kaki yang lebih dari satu orang mendekat, aku mencoba berbalik saat merasa mereka mendekat.


"Siapa dia?" tanyaku saat mataku menangkap tangan Renjun malah menggenggam pergelangan tangan kecil perempuan yang suara isakannya terdengar sejak tadi olehku.

"Kau tidak perlu tahu." jawabnya seraya mendekat padaku.

Setelah sampai di hadapanku, Renjun berlutut.

"Ayo, kau harus berbaring." katanya.


Mendengar itu, aku tahu dia menyuruhku untuk diam dimana. Mengingat kamar, tiba-tiba saja aku membayangkan hal-hal yang kulalui beberapa hari ini setiap berada di ranjang.


Jantungku rasanya langsung mencelos.

"Aku tidak akan mengikatmu, ayo."

Renjun seolah-olah tahu apa yang kupikirkan, perlahan aku mengangguk.

Dia mulai membantuku berdiri, tapi menghentikan langkahnya dan berbalik ke arah perempuan tadi.


"Kau, tunggu disini. Selangkah kau pergi, kupotong kakimu."


Aku yang mendengarnya sudah tidak tercengang lagi seperti ekspresi perempuan itu.


Renjun membawaku ke kamar utama yang jauh berbeda dengan kamar yang membuatku trauma.


"Siapa dia?" tanyaku lagi.

Dia tidak langsung menjawab, menyelimutiku dan mematikan pendingin ruangan.


"Bagaimana kalau kukatakan dia penggantimu?" dia tersenyum.




























































episode 18

episode 18

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MONSTER: ApocryphalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang