17. UNCONTROLLABLE

13K 2.1K 80
                                    

TIDAK COCOK DIBACA USIA 15 TAHUN KEBAWAH

TIDAK COCOK DIBACA USIA 15 TAHUN KEBAWAH

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

MONSTER




























































Aku merasa seperti leherku masih dicekik, tapi ternyata tidak ada apapun di leherku.

Saat aku sadar, aku lagi-lagi berada di ranjang, tubuhku benar-benar sakit rasanya.

Ah iya, tadiㅡsudahlah.



Tapi kenapa aku tidak bisa mengingat kejadian rincinya?

Dua tanganku diikat, dan satu kakiku diikatkan pada besi ujung ranjang. Mungkin sebagai gantinya, tali di leherku ini.



Hei, dia baru saja melakukan itu lagi padaku!



Aku bangkit, dan terduduk.

"A-aahㅡ" rintihku.

Perutku sedikit tertekan dan rasanya sakit saat aku duduk.

Hidup kesusahan, mati juga tidak mudah.

"Renjun!" panggilku.

Laki-laki itu tidak ada diseluruh sudut kamar iniㅡsial. Kamar ini lagi!



Kamar yang aku bahkan tidak tau dimana letaknya.



"RENJUN!" teriakku.

Aku mencoba melepas tanganku. Mustahil, pergelangan tanganku sakit sekali sekarang.

Seluruh tubuhku rasanya lengket, penampilanku pasti hancur.

"HUANG RENJUN!" teriakku sekali lagi. Lebih mirip rintihan.

Aku menoleh ke kanan dan ke kiri.

Di nakas kulihat ada gelas berisi air bening, tidak banyak, tapi aku benar-benar haus.

Aku menggeser tubuhku, sakit. Aku mengambil gelasnya perlahan dan meminum air didalamnya.

Rantainya menegang saat aku mencapai tepi ranjang yang artinya aku tidak akan bisa kemanapun.

Aku juga lapar.

Dia benar-benar ingin membunuhku.



Seperti akan ada sesuatu yang meledak didalam diriku tapi aku tidak tahu pasti.

"Ngh..."

Aku membaringkan tubuhku menghadap langit-langit dan menarik satu kakiku yang tidak terikat.

"Haaaah..."

Kuhembuskan nafasku perlahan.



Cklek.



Aku menoleh saat seseorang itu muncul dari balik pintu.

Dia mengenakan pakaian rapi dan lengkap, tidak sepertiku.

Saat melihat ke arahnya lagi laki-laki itu menatapku datar.

"Aku sudah memberitahumu, kalau kau menurut aku tidak pernah mau menyakitimu."


Sebentar.



Laki-laki itu hanya menontonku.

"Renjun, p-please. I'll be a good girl!"

Bukannya menjawab atau bergerak, Renjun malah melihat ke arah gelas di nakas.

Tidak lama setelahnya tawanya pecah memenuhi ruangan.

Sementara aku masih merasakan perasaan ini dan mulai meracau tidak jelas.

"Did you just? Again?"


Huh?



Memangnya kapan aku meminumnya?

Renjun menyeka ujung matanya saking puasnya tertawa seolah-olah mendapat hiburan.

"Like it, huh?"

Aku diam.

Renjun tertawa dan mendekatkan wajahnya dengan wajahku.

Tapi tidak ada apa-apa lagi setelah itu. Dia seolah-olah menahan tawanya.

Jarak wajah kami begitu tipis, tapi dia tidak melakukan apapun.

Aku tidak tahu maksudnya apa. Tapi sepanjang aku mengenalnya.


Baru kali ini aku merasa terlalu tidak layak untuk hidup . Kenapa dia melakukan ini. Pertanyaan sebenarnya adalah, kenapa orang itu harus aku?


Nafasku memburu, Renjun tahu itu tapi dia tetap tidak melakukan apapun.

Renjun memajukan wajahnya dan mendaratkan bibirnya singkat. Sangat singkat.



Aku merasa berada dibawah kontrol yang bukan aku.

Apa yang sebenarnya dia berikan selama ini?

Tapi aku merasa jari-jarinya menyentuh leherku.

"Seharusnya kau membiarkanku nelompat tadi."

Aku terduduk, tapi Renjun menjauh. Rasanya aku benar-benar berada di titik penderitaan paling dalam.

"P-pleaseㅡ" pintaku. "I-I'll be a good girl!"

Laki-laki itu hanya menatapku sarkas dengan tawa kecil.

"Tarik rambutku! Ayo lakukan sekarang!"

Dia tetap tidak bergeming.

"Do it till dawn!" seruku.

Laki-laki itu hanya diam.

"Kau gila?" tanyanya.


Huh?


Dia tertawa nyaring.

"Bukankah kau ingin mati? Sekarang kau ingin hidup denganku meskipun kusakiti?"













































episode 17

episode 17

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MONSTER: ApocryphalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang