Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MONSTER
Aku menghabiskan jam makan siangku di perpustakaan dengan beberapa buku tebal dan laptop menyala.
Kelas terakhirku sekitar satu jam lagi. Masih ada waktu.
Psychopath berarti psyche yang artinya jiwa dan pathos berarti penyakit. Berbeda dengan schizoprenia (gila). Psycho sadar sepenuhnya atas perbuatannya, termasuk cabul, sering disebut gila tanpa gangguan mental.
Tidak, Renjun tidak begitu.
Tapi dia sadar dengan perbuatannya hanya saja terkadang tidak sadar saat melakukannya. Renjun juga memiliki emosi yang terkadang berlebihan.
Bipolar Disorder berarti gangguan mental, menyerang kondisi psikis seseorang, ditandai perubahan suasana hati yang extreme berupa mania dan depress.
Renjun begitu.
Borderline Personality Disorder (BPD) penyakit mental serius, ditandai dengan perasaan, mood, perilaku yang tidak menentu. Biasanya memiliki masalah dengan emosi dan pikiran: kadang ceroboh dan memiliki hubungan tidak stabil.
Tapi Renjun sangat bersih dan rapi, tidak ceroboh.
Dari banyaknya yang kubaca hari ini dan yang lainnya, Mental Disorder, ADHD, Schizoprenia, Down Syndrome, Kleptomania, yang paling mendekati ada dua:
Bipolar Disorder dan Borderline Personality Disorder (BPD)
Sebelum apa yang akan kulakukan, aku harus benar-benar tahu apa jawaban dari pertanyaanku yang sama selama ini.
ting!
renjun | where r u? | hey 12:25
lily hey | where r u? | here, i'm coming | 12:25
Gawat.
Buru-buru aku berdiri dan membereskan buku-bukunya.
BRAKK!
Ah, sial!
Aku memasukkan buku-bukunya sesuai urutan, mengambil beberapa buku yang terjatuh tadi dan menyusunnya.
Kumatikan laptopku dan memasukannya kedalam tas.
Aku berjalan cepat menuju pintu perpustakaan.
BRUKK!
"Jeosonghabnida." aku membungkuk dan membantu orang itu membereskan bukunya. (Mohon maaf.)
Aku kembali berjalan cepat hampir sampai di pintu perpustakaanㅡ
"Sedang apa kau disini?"
"H-hey," sapaku sedikit gagap. "Have you eatten', hum?" Tanyaku sambil berjalan menjauhi pintu perpustakaan.
Jantungku bekerja dua kali lebih cepat.
"N-no, I don't wanna." jawabnya kemudian meraih pinggangku.
"Kenapa begitu?" tanyaku.
"Aku hanya ingin makan makanan yang kau masak kemarin."
Ah, itu.
"Ayo pulang ke rumah kita."
Huh?
"Rumah kita?" ulangku.
Dia mengangguk.
"Aku tidak mengerti, Renjunㅡ"
"Baik, sudahlah. Ayo pulang denganku."
Oh, no.
episode O6
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
