TIDAK COCOK DIBACA USIA 15 TAHUN KEBAWAH
MONSTER
Hening.
Setelah aku memberitahunya bahwa aku, ya kau tahu. Renjun tidak bicara apapun lagi padaku.
Dia hanya menggeser tubuhku dan masuk kedalam toilet.
Dari luar aku bisa mendengar decitan kran pemutar kemudian air yang keluar dari shower.
Aku duduk di tepian ranjang, lagi dan lagi, pikiranku melayang.
Bagaimana pendidikanku?
Sia-sia saja semua ini. Kalau saja aku tahu akan begini maka satu-satunya jalan bagiku hanya melarikan diri.
Lebih baik membuang apa yang kuperjuangkan tapi tidak semuanya daripada harus membuang diriku sendiri.
Kau tahu, aku merasa sangat kacau. Aku seperti terjebak di labirin tanpa jalan keluar.
Ini sama saja seperti aku sedang menutup jalan untuk kehidupanku nanti atau sama saja seperti berdiri diatas menara tinggi tanpa bisa turun kembali.
Aku mengusap sudut mataku.
God, can't you see me?
Aku mungkin kacau dan berantakan tapi aku cukup pintar untuk tidak menyakiti diri. Kenapa begitu? Karena Renjun sudah cukup menyakitiku.
Aku lelah.
Aku bersumpah, semua ini melelahkan.
Tidak lama laki-laki itu keluar, tanpa bicara juga aku lebih memilih masuk kedalam toilet.
+
Aku selesai membersihkan diriku, memakan dua anggur kalengan yang ada di lemari pendinginnya. Dan minum tiga gelas tinggi air putih.
Matahari naik, cuaca hari ini tetap sama, dingin.
Musim dingin akan segera datang, bisa-bisa aku jatuh sakit kalau kondisiku tetap begini.
"Lily,"
Aku menoleh.
"Ayo, makan." ajaknya.
Aku duduk di salah satu kursi disana.
Tidak ada suara, hanya alat makan yang sedikit beradu. Sama sekali tidak menganggu pendengaranku.
"Kau masih merasa mual?"
"Ani."
(Tidak.)"Baega apayo?"
(Apa perutmu sakit?)"Aninde."
(Tidak tuh.)
KAMU SEDANG MEMBACA
MONSTER: Apocryphal
Fanfiction❝i broke myself to fix you.❞ ©lie-ar 2018 [ not revised ] TW ⚠️ This book contains sensitive material relating to: Violence, Suicidal, Mental Issues, Child Abuse, Physical Abuse, Family Issues, Self-Harm, Suicide Attempt PG-15