38. STALKER

6.6K 1.2K 425
                                    

*gifnya ilang euy
MONSTER


























Mendadak Kun yishēng menegakan punggungnya namun rautnya mencoba tidak terkejut sama sekali. Beberapa detik lalu dia menjawab,

"Kau bersarang didalam toilet?"

"Is that a joke?" Renjun tertawa. "Aku tahu di unit ini ada dua toilet."

Mengingat Renjun menggunakan toiletnya mungkin hampir setengah jam, Kun yishēng gagal karena mencoba berbohong akan menggunakan toiletnya setelah Renjun. Dibanding itu aku masih enggan berbalik melihat siapa yang datang. Sialnya, yang membuatku ingin menangis sekarang adalah Kun yishēng berdiri dan pergi dari ruangan ini. Sebelum benar-benar berdiri ibu jarinya mengusap punggung tanganku entah mengisyaratkan apa.

Tapi aku tahu dia tidak mungkin membiarkan hal buruk terjadi, terutama padaku. Aku harus percaya itu. Tepat saat laki-laki itu muncul dari balik tubuhku, dia duduk namun sedikit berjarak dariku. Bagaimanapun aku sangat merasa lega karena ini.

Lebih dari semenit, hening. Renjun hanya menonton acara televisinya acak tanpa bicara apapun padaku. Sementara itu aku mencoba berpikir lagi. Kun yishēng itu orang asing, setidaknya dia lebih asing dibanding Renjun bagiku. Tapi dia begitu mudah membiarkanku hidup dengannya disini. Meskipun dia pernah mengatakan kalau aku berpengaruh pada apapun yang berkaitan dengan Renjun. Itu benar, tapi sekarang aku tidak peduli.

Aku tidak ingin menyelamatkan siapapun lagi termasuk diriku sendiri.

Semua kebodohan ini membuatku benar-benar gila.



"Lily,"



Setelah begitu lama, baru kali ini aku mendengar suaranya yang begitu tenang memanggil namaku lagi.

"Percuma mencoba menghindar dariku." katanya.

Tidak, ini akan berhasil. Aku akan pergi darimu setelah hari ini.

Setelah mengatakan itu dia bangkit dan pergi begitu saja. Kalau dia mencoba menakut-nakutiku aku sama sekali tidak takut lagi dengannya. Aku tidak peduli lagi.



+



Laki-laki itu berkutat dengan dunianya sendiri. Dia sedang mencari sesuatu, sudah kuperhatiakn sejak sore tadi.

"Ding dong,"

Dia berbalik, begitupun aku yang baru saja memasuki dapurnya. Kulihat ada beberapa bahan masakan diatas meja.

"S-sorryㅡ"

"No, it's okay." potongnya pelan.

"What are you looking for?"

Kun yishēng terlihat sedikit mengamati sekitar sebelum menjawab pertanyaanku, tapi dia hanya membuang nafasnya pada akhirnya.

"Nothing." Dia menghela nafasnya lagi. "Hanya barang, uhm, pemotong."

"Sorry?"

Kun yishēng menatapku, lalu dia menyuruhku mendekat.

"Apa kau tahu dimana pisau yang sering kugunakan?"

"Ah,"

"Aku bersumpah aku meletakannya disini," katanya sambil kembali berjongkok dan membuka laci dibawah meja dapur.

Ini hanya aku dan Kun yishēng saja yang tahu. Kun yishēng orang yang sangat berhati-hati, dia bahkan menaruh segala sesuatu yang memungkinkan akan menyebabkan sesuatu yang berbahaya di tempat yang setidaknya tidak akan terjangkau Renjun.

MONSTER: ApocryphalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang