MONSTER
Pernah kudengar kalau syndrome seseorang yang sedang hamil salah satunya menjadi lebih sensitif. Jangan bilang aku baru saja mengalaminya.
Tapi Renjun bersikap biasa saja seperti tidak ada yang perlu diperjelas lagi.
"Kau tidak menyukai laki-laki, bukan?" tanyaku seraya menunjuknya.
Matanya membelalak.
"Are you crazy!?"
Aku mengangkat bahuku singkat.
"Argh. Kau membuatku pusing." dia menutup wajahnya.
Aku juga.
Ingin kuteriaki dia.
"Kau menyukai laki-laki, dan dia meninggalkanmu."
"Aku tahu aku gila, Lily. Tapi aku tidak menyukai laki-laki!"
Jadi dengan kata lain, dia mempunyai sisi normal?
Maaf, aku ingin tertawa mengingat apa yang sudah dilakukannya padaku sejauh ini.
"Kubilang aku benci wanita, tapi tidak padamu. Itu karena aku mencintaimu. Kau pikir dengan tidak membencimu artinya aku menyukai laki-laki?"
Ah, jadi mari anggap saja bahwa maksudnya adalah, dia punya cinta pertama.
Perempuan yang bukan aku.
Begitu maksudnya, bukan?
"Jadi aku bukan cinta pertamamu, benar?"
"Benar." jawabnya.
Beberapa saat hening, aku mulai memejamkan mataku dan tidak ingin memikirkan apapun lagi.
Karena sekarang dia sedang menjadi seseorang yang kukenal, maka aku akan mencoba percaya pada apa-apa yang keluar dari mulutnya malam ini.
"Tapi kupastikan kau jadi yang terakhir." ucapnya.
Bohong.
"Kau," kurasakan dia merubah posisinya. "Sejauh ini hanya kau yang melihat semua sisi didalam diriku."
"Lalu apa?" tanyaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
MONSTER: Apocryphal
Fanfiction❝i broke myself to fix you.❞ ©lie-ar 2018 [ not revised ] TW ⚠️ This book contains sensitive material relating to: Violence, Suicidal, Mental Issues, Child Abuse, Physical Abuse, Family Issues, Self-Harm, Suicide Attempt PG-15